Sampai akhir tahun dengan penerimaan yang masih cukup kuat dan belanja yang terpenuhi semuanya, kami memperkirakan pembiayaan utang akhir tahun bisa diturunkan 41,6 persen atau lebih rendah Rp289,9 triliun tahun ini
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pembiayaan utang pada 2023 lebih rendah Rp289,9 triliun dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar Rp696,3 triliun.

Dengan demikian, pembiayaan utang diproyeksi berada di kisaran Rp406,4 triliun atau 23,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai tersebut turun 41,61 persen dari realisasi tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp696,0 triliun.

“Sampai akhir tahun dengan penerimaan yang masih cukup kuat dan belanja yang terpenuhi semuanya, kami memperkirakan pembiayaan utang akhir tahun bisa diturunkan 41,6 persen atau lebih rendah Rp289,9 triliun tahun ini," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta, Senin.

Turunnya pembiayaan utang mengantisipasi suku bunga dan risiko global yang naik. Oleh karena itu, Bendahara Negara menyusun strategi positioning dengan menurunkan pembiayaan utang dan penurunan penerbitan utang sehingga menempatkan Indonesia dalam posisi yang relatif aman dan stabil.

Adapun realisasi pembiayaan utang pada Semester I-2023 tercatat sebesar Rp166,5 triliun.

Untuk penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), Kementerian Keuangan memperkirakan nilai yang lebih rendah Rp350 triliun dari target, menjadi Rp362,9 triliun dari Rp712,9 triliun. Nilai tersebut setara dengan 22,1 persen terhadap PDB.

“Penerbitan SBN Rp350 triliun lebih rendah dari target APBN awal dan ini berarti kombinasi antara issuance utang yang makin rendah atau ditekan dan penggunaan SAL (saldo anggaran lebih),” jelas Menkeu.

Sementara itu, realisasi penerbitan SBN hingga semester I-2023 tercatat sebesar Rp157,9 triliun, lebih rendah 15,4 persen dari realisasi penerbitan SBN pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp182,6 triliun.

Dengan perhitungan tersebut, Kementerian Keuangan memproyeksikan defisit APBN tahun 2023 berada di kisaran 2,28 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp486,4 triliun.

Proyeksi itu lebih rendah Rp111,8 triliun dari target sebesar Rp598,2 triliun atau 2,84 persen dari PDB.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani berencana kurangi penerbitan SBN tahun ini
Baca juga: Menkeu prediksi penerimaan pajak tahun 2023 lebih tinggi dari target
Baca juga: Menkeu proyeksikan defisit APBN 2023 sebesar 2,28 persen dari PDB

 

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023