Madrid (ANTARA) - Pengadilan Tinggi Spanyol pada Senin membekukan penyelidikan terhadap perusahaan intelijen siber Grup NSO yang menggunakan perangkat lunak "Pegasus" untuk memata-matai sejumlah politisi Spanyol, termasuk Perdana Menteri Pedro Sanchez dan beberapa menteri.

Hakim Jose Luis Calama, yang pihaknya menyelidiki kejahatan terhadap para menteri pemerintahan, menyatakan kurangnya kerja sama dari otoritas Israel membuat tidak mungkin untuk meneruskan penyelidikan ini.

Kasus mata-mata siber oleh perusahaan Israel itu merupakan sebuah kasus yang "membahayakan keamanan negara tersebut".

Tahun lalu, pemerintah Spanyol menyatakan perangkat lunak Pegasus digunakan untuk memata-matai para menteri, menimbulkan krisis politik di Spanyol yang berujung kepada pengunduran diri kepala mata-mata negara itu.

Calama menyatakan telah mengirim surat permintaan ke Israel beberapa kali untuk meminta CEO Grup NSO guna memberikan kesaksian untuk kasus ini, tetapi tidak ada tanggapan.

"Tidak adanya tanggapan secara jelas menunjukkan kurangnya kerja sama hukum di pihak pemerintah Israel. Ini membuat kami menduga bahwa tidak pernah akan ada tanggapan terhadap surat permintaan tersebut, yang telah dikirim sebanyak empat kali," tulis Calama dalam dokumen pengadilan.

Baca juga: Israel bantah tuduhan spionase terhadap dua warganya di Turki

Hanya dorongan diplomatik oleh pemerintah Spanyol yang dapat membantu meneruskan kasus tersebut saat ini, katanya menyimpulkan.

Penyelidikan ini akan diarsipkan sampai ada tanggapan dari surat permintaan, yang menurut Calama tidak mungkin, atau adanya bukti baru.

Ponsel Sanchez diretas lima kali antara Oktober 2020 dan Desember 2021, sedangkan ponsel Menteri Pertahanan Margarita Robles diretas empat kali, menurut dokumen pengadilan.

Data sebesar 2,6 gigabit diambil dari ponsel Sanchez antara 19 Mei dan 21 Mei 2021, menurut penyelidikan yang dilakukan.

Ponsel Menteri Dalam Negeri Fernando Grande-Marlaska dan Menteri Pertanian Luis Planas juga diretas.

Pemerintah tidak mengemukakan secara terperinci mengenai kondisi pemata-mataan para menteri tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Iran hukum mati akademisi yang lakukan spionase untuk Israel

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023