masih banyaknya penyewa di rusunawa yang tidak tepat sasaran yang seharusnya diperuntukkan bagi warga kurang mampu.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi D DPRD DKI, Ida Mahmudah, menyoroti  Ketua RW di Rusunawa Penjaringan sebagai orang yang mampu secara finansial sehingga seharusnya tidak layak bertempat tinggal di hunian yang seharusnya diperuntukkan bagi orang tidak mampu.

"Apa iya Ketua RW di Penjaringan layak tinggal di sana? Dia pengusaha lo. Tampangnya bos dan betul-betul dia bos ternyata," kata Ida saat rapat dengan Dinas Perumahan dan Permukiman DKI di gedung DPRD Jakarta, Selasa.

Fenomena tersebut, menurut Ida, merupakan gambaran masih banyaknya penyewa di rusunawa yang tidak tepat sasaran yang seharusnya diperuntukkan bagi warga kurang mampu.

Menurut Ida Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI seharusnya melakukan pembenahan dalam proses seleksi warga calon penghuni unit rusunawa.

Ida juga meminta agar Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Sederhana ikut berperan menyeleksi calon penghuni unit.

Lebih jauh, anggota komisi DPRD DKI, Husen juga mendorong agar rusunawa hanya diperuntukkan bagi warga kelas ekonomi menengah ke bawah yang selama ini tidak memiliki tempat tinggal yang layak.

Husen mencontohkan masih banyak warga DKI yang bertempat tinggal di hunian tidak layak sehingga perlu difasilitasi agar bisa tinggal di rusunawa.

"Di RW 8 Jelambar masih ada sebelas rumah tangga yang tinggal di rumah dua kali dua meter padahal KK DKI, KTP DKI," ungkap dia.

Dia berharap Pemprov DKI segera melakukan seleksi ketat terhadap calon penghuni rusunawa agar unit tersebut bisa tepat sasaran untuk warga yang membutuhkan.

Di saat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman DKI Jakarta, Retno Sulistiyaningrum mengaku akan mengevaluasi sistem penerimaan warga penerima rusunawa.

"Kita segera evaluasi," kata dia singkat.
Baca juga: Ribuan mangrove ditanam di kawasan Rusunawa Marunda
Baca juga: Anggota DPRD DKI minta APBD sektor perumahan diarahkan ke rusunawa
Baca juga: Pembangunan Kampung Susun Cakung telan dana Rp52 miliar

Pewarta: Walda Marison
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023