Taipei/Tokyo (ANTARA) - China memamerkan kekuatan militernya dengan melakukan latihan operasi militer gabungan di laut, menjelang latihan perang tahunan yang akan dilaksanakan Taiwan pada akhir Juli untuk mensimulasikan cara untuk mematahkan blokade China.

China menganggap Taiwan, wilayah kepulauan yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri, sebagai bagian dari negara beribu kota di Beijing tersebut.

Untuk menekan Taiwan agar menerima klaim ini, China telah melakukan latihan militer rutin di sekitar wilayah kepulauan tersebut selama tiga tahun terakhir.

Sejak Selasa (11/7), China telah mengirimkan puluhan pesawat tempur, pengebom, serta jenis pesawat lainnya, termasuk pesawat nirawak, menuju selatan Taiwan, kata kementerian pertahanan Taiwan.

Beberapa dari pesawat itu terbang melintasi Selat Bashi, yang memisahkan Taiwan dengan Filipina, untuk berjaga bersama kapal-kapal perang China, lanjut kementerian tersebut.
Baca juga: Kecam balik NATO, China tegaskan akan lindungi haknya

Sementara itu, beberapa pesawat lainnya terbang melewati garis batas tengah Selat Taiwan dan mendekati zona tambahan (contiguous zone) Taiwan.

Para pejabat keamanan Taiwan menyebut aksi ini sebagai “tindakan yang mengganggu”.

Garis batas tengah Selat Taiwan dianggap sebagai wilayah penyangga tak resmi yang memisahkan Taiwan dan China, sedangkan zona tambahan Taiwan meliputi 24 mil laut lepas pantai wilayah kepulauan tersebut.

Chieh Chung, seorang peneliti bidang militer di National Policy Foundation -- sebuah lembaga pemikir asal Taiwan --, mengatakan bahwa melakukan latihan misi jarak jauh merupakan hal yang penting bagi China karena mereka akan menerapkan “mode pertempuran utama” dalam konflik apa pun.

“China beranggapan bahwa upaya untuk menerobos rangkaian pulau pertama merupakan tujuan taktis yang penting,” lanjutnya, merujuk pada rangkaian pulau yang berbatasan dengan wilayah perairan China yang membentang dari kepulauan Jepang, Taiwan, Filipina, hingga Kalimantan.

Kementerian Pertahanan China tidak merespon permintaan Reuters untuk memberikan komentar mengenai hal ini.

Sementara itu, saat ditanya mengenai pelaksanaan latihan militer tersebut pada Kamis (13/7), Kementerian Luar Negeri China mengatakan, “Tekad dan keteguhan hati rakyat China tidak akan goyah untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah China.”

Latihan perang tahunan Taiwan, yang dinamakan Han Kuang, akan berlangsung pada pekan terakhir bulan ini.
Baca juga: Taiwan janjikan kerja sama erat dengan AS demi stabilitas Indo-Pasifik

Latihan kali ini akan berfokus untuk mempertahankan bandara internasional utama Taiwan dan menjaga jalur transportasi laut tetap terbuka jika China melakukan blokade.

Pada April 2023, setelah presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy, China berlatih untuk melancarkan serangan secara presisi dan blokade di sekitar wilayah kepulauan tersebut.

Seorang pejabat keamanan senior Taiwan, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa aktivitas yang dilakukan China tersebut merupakan bagian dari perang psikologis melawan pemerintahnya.

“Mereka (China) meningkatkan aktivitas militernya untuk menciptakan kesan seolah-olah pertahanan nasional Taiwan tidak berguna,” ujarnya.

Presiden China Xi Jinping pada 6 Juli mengunjungi markas Komando Militer Timur (Eastern Theatre Command), yang bertanggung jawab atas wilayah di sekitar Taiwan, dan memperingatkan akan timbulnya “periode baru gejolak dan perubahan dunia”, media resmi setempat melaporkan.
Baca juga: China: Taiwan tidak akan pernah jadi negara

Sebuah pesawat patroli Angkatan Laut AS pada Kamis (13/7) terbang melalui Selat Taiwan dengan dipantau oleh beberapa pesawat jet China, sehingga meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

China secara rutin mengecam aktivitas militer AS di daerah itu dan menyebutnya sebagai tindakan provokasi.

Militer Taiwan pada pekan ini mengunggah sebuah video di media sosial yang menunjukkan beberapa pesawat tempur lepas landas, rudal-rudal ditembakan dari kapal perang, serta rentetan artileri.

Sebuah keterangan dalam video tersebut bertuliskan, “Kami bertekad untuk melindungi wilayah kami.”
Baca juga: Kapal AS transit di Selat Taiwan setelah kunjungan Menlu AS ke China

Su Tzu-yun, peneliti dari lembaga pemikir di bidang militer asal Taiwan -- Institute for National Defence and Security Research -- mengatakan bahwa dilihat dari jenis pesawat yang digunakan, pemerintah China juga melibatkan Komando Militer Selatan (Southern Theatre Command), yang bertanggung jawab atas Laut China Selatan, dalam latihan kali ini.

Ia berpendapat bahwa upaya ini dilakukan untuk mengasah kemampuan untuk melakukan operasi gabungan lintas komando militer.

"Komando Militer Timur sudah memiliki cukup pengalaman, tetapi Komando Militer Selatan masih membutuhkan pelatihan untuk memberikan dukungan jarak jauh," tambahnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Survei menunjukkan rakyat Australia setuju bantu Taiwan jika diserang China

Penerjemah: Uyu Septiyati Liman
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023