Masih ada ketersediaan pasokan listrik sebesar 5 MW untuk dialiri ke Papua Nugini
Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) bekerja sama dengan perusahaan listrik Papua Nugini, PNG Power untuk memasok listrik ke Wutung, Papua Nugini, yang merupakan desa di perbatasan dengan Papua.

Kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan bilateral Presiden RI Joko Widodo ke Papua Nugini yang membahas kerja sama antara dua negara tersebut.

PLN melakukan pertemuan dengan perwakilan Pemerintah Papua Nugini di Papua Nugini, Jumat (14/7/2023).

Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo bersama Deputi Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso membahas tindak lanjut terkait rencana pasokan listrik.

"PLN siap menjalankan arahan dari Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Papua Nugini," ucap Darmawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

"Namun lebih dari itu, Papua Nugini bukan hanya sekadar tetangga dekat Indonesia, kita berbagi satu tanah dan harapan yang sama. Indonesia dan Papua Nugini merupakan wujud persahabatan erat yang memiliki kesamaan tekad untuk memajukan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat kedua bangsa," lanjut dia.

Ia menjelaskan PLN saat ini memiliki daya mampu terpasang listrik di wilayah Papua yang mencukupi. Memakai jaringan transmisi dan distribusi di wilayah Skouw, Jayapura, PLN akan memasok kebutuhan listrik tambahan di wilayah perbatasan tersebut.

"Kami sudah cek, total suplai di wilayah perbatasan sebesar 6 megawatt (MW), sedangkan demand di Skouw sebesar 1 MW, jadi masih ada ketersediaan pasokan listrik sebesar 5 MW untuk dialiri ke Papua Nugini," kata Darmawan.

Secara keseluruhan, sistem Jayapura memiliki daya Mampu 136,6 MW. Saat ini, tercatat beban puncak Jayapura mencapai 94,6 MW, dengan cadangan daya atau reserve margin sebesar 42 MW atau 44,39 persen.

Dengan cadangan listrik tersebut, secara jangka panjang PLN juga bisa mengaliri listrik ke wilayah lain di Papua Nugini sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan di Papua Nugini, saat ini memiliki kapasitas terpasang listriknya secara kumulatif sebesar 1,2 gigawatt (GW).

Di bawah naungan PNG Power, seluruh kebutuhan listrik di Papua Nugini dipasok dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU), pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), biomassa, dan tidal power plant.

Melihat struktur tersebut, Papua Nugini membutuhkan pasokan listrik, khususnya di daerah daerah perbatasan dengan Indonesia.

Sedangkan, John Rosso mengatakan kerja sama tersebut menjadi salah satu penguat hubungan diplomatik dua negara dan juga untuk kepentingan rakyat.

"Pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri kami menjadi sinyal untuk memperkuat hubungan diplomatik maupun ekonomi kedua negara. Kami sangat ingin menindaklanjuti hal tersebut," ujarnya.

Ia juga menjelaskan salah satu tantangan Papua Nugini saat ini ialah pasokan listrik. Tak hanya pasokan saja, namun harga listrik yang mahal.

Upaya Papua Nugini untuk bisa menghadirkan pasokan listrik yang andal dan lebih murah dilakukan salah satunya dengan membuka kemitraan dan kerja sama.

"Kami melihat PLN memiliki kompetensi dalam hal ini. Kami menemukan salah satu solusi untuk menjawab persoalan kami, yaitu melakukan bisnis dan kemitraan dengan PLN," kata John.

Baca juga: PLN sebut gunakan tenaga surya listriki desa di Papua dan Papua Barat
Baca juga: PNG tertarik pelajari langkah Indonesia lakukan hilirisasi industri
Baca juga: Indonesia dan PNG sepakat susun peta jalan kerja sama pembangunan

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023