"Satu-satunya jawaban yang logis adalah bahwa memang ada sesuatu yang sangat salah dengan pembuangan ke laut itu...."
Beijing (ANTARA) - Wang Wenbin, juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri China pada Jumat (14/7) mengecam dana khusus Pemerintah Jepang yang digunakan untuk menyubsidi industri perikanan di daerah Fukushima sebagai "biaya tutup mulut di dalam negeri", dengan mengabaikan keselamatan dan kesejahteraan orang-orang yang tinggal di sebelah Jepang dan di negara-negara Kepulauan Pasifik.

Wang Wenbin menyampaikan hal itu dalam konferensi pers ketika diminta mengomentari sebuah laporan bahwa Pemerintah Jepang telah menyiapkan dana khusus sebesar 80 miliar yen (1 yen = Rp108) untuk menyubsidi industri perikanan di Fukushima.

"Jika pembuangan air yang terkontaminasi nuklir itu memang tidak berbahaya, mengapa ada anggapan bahwa industri perikanan di Fukushima akan terkena dampaknya? Jika bukan karena rasa bersalah, mengapa Pemerintah Jepang mencoba menenangkan masyarakat dengan memberikan kompensasi?" kata Wang.

"Satu-satunya jawaban yang logis adalah bahwa memang ada sesuatu yang sangat salah dengan pembuangan ke laut itu," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa sekitar 40 persen masyarakat Jepang dan mereka yang tinggal di sekitar lingkar Pasifik sangat menentang rencana Jepang untuk melakukan pembuangan limbah di lautan, termasuk masyarakat di China, Korea Selatan, Rusia, negara-negara Kepulauan Pasifik, Filipina, Indonesia, dan Peru.

"Sayangnya, Pemerintah Jepang sejauh ini bersikap acuh tak acuh terhadap penentangan, baik dari dalam maupun luar negeri," ujar juru bicara tersebut.

Wang mengatakan bahwa penggunaan kompensasi oleh Jepang untuk biaya tutup mulut di dalam negerinya dan mengabaikan keselamatan dan kesejahteraan orang-orang yang tinggal di sebelah Jepang dan di negara-negara Kepulauan Pasifik hanya akan mengundang kritik dan penolakan yang lebih kuat dari komunitas internasional.



 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023