Bandung (ANTARA) -
Kawasan Rebana Metropolitan yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4,49 juta orang, jika pengembangannya berjalan dengan baik.
 
Rebana akan menjadi masa depan penggerak ekonomi Jabar mendukung kawasan industri yang saat ini berjalan di Bekasi dan Karawang.

Rebana ini didukung oleh tujuh kabupaten kota dengan ditunjang lengkap dari sisi regulasi, RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) daerah, dan infrastruktur.

"Dari segala sisi Rebana itu lengkap banget," kata Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Nining Yuliastiani, di Bandung, Sabtu.
 
Rebana Metropolitan ini adalah kawasan pengembangan ekonomi khusus yang wilayah berada di utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon.
 
Jika rencana berjalan dengan baik, pada 2030, kawasan Rebana akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4,49 juta orang dan pertumbuhan ekonomi di Jabar akan melejit hingga 7,16 persen sementara investasi akan meningkat 7,7 persen dari kondisi saat ini.
 
Peresmian Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) pada tanggal 11 Juli 2023 dan bakal beroperasinya Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Majalengka secara penuh bulan Oktober 2023 akan semakin memudahkan akses transportasi menuju kawasan industri Rebana Jabar.
 
Akses jalan nasional, provinsi, jalan tol, udara hingga laut melalui Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang membuat kawasan industri Rebana Jabar menjadi primadona investasi.
 
Nining Yuliastiani menyebutkan, investasi yang saat ini sudah terealisasi atau sudah berjalan sebanyak 28 industri dan ada tujuh investasi sedang berproses dan bakal beroperasi penuh tahun 2024.
 
Kemudian 11 industri lainnya masuk perencanaan, dalam arti sudah memiliki lahan dan tinggal dibangun di Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Subang.
 
Nining memaparkan, ada 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang sudah disiapkan dan menjadi prioritas di kawasan Rebana, yakni di kawasan Cipali Subang Barat (10.408 hektare), Kertajati (1.415 hektare), Butom (4,092 hektare), Cipali Indramayu (2.875 hektare ), Tukdana (563 hektare) Krangkeng (3.452 hektare ), Patrol (4,14 hektare ) dan Balongan (2.122 hektare).
 
Kemudian Cipali Subang Timur (4,806 hektare), Patimban (542 hektare), Losarang (6.710 hektare ), Jatiwangi (972 hektare ) dan Cirebon (1.815 hektare ).
 
Pengembangan bukan hanya dalam pembangunan industri manufaktur semata, namun juga industri pendukung lainnya seperti akomodasi hingga leisure  sesuai dengan kriteria dan potensi masing-masing daerah yang memiliki KPI.
 
Misalnya, Kabupaten Kuningan akan menjadi pusat industri wisata masa depan di kawasan Rebana.
 
Menurut Nining dari 13 KPI itu terbanyak ada di Indramayu. Di sisi lain, banyak tantangan yang harus diselesaikan di Indramayu dan wilayah lain seperti meningkatkan kualitas SDM, pengentasan kemiskinan, dan menekan angka pengangguran.
 
"Saat ini sudah terlihat semakin membaik, baik aspek ekonomi, maupun penyerapan tenaga kerja hingga kualitas SDM. Untuk SDM akan semakin maju dengan adanya kampus ITB dan Polman Cirebon dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan Rebana," ujar Nining.
 
Selain pihak investor yang membangun Rebana, pemerintah juga terus mendukung pembangunan 81 infrastruktur dasar di kawasan Rebana senilai Rp234,59 triliun.
 
Prioritas satu akan diupayakan selesai tahun 2024 dengan 37 proyek senilai Rp30,9 triliun. Sisanya akan diselesaikan hingga 2030, di antaranya membangun SPAM Regional Cirebon Raya, Tol Cipali exit Patimban Subang hingga PLTA Wado.
 
"Dari P1, di antaranya sudah selesai dua proyek infrastruktur, dalam konstruksi sembilan proyek, dan sembilan lainnya siap dibangun serta 15 proyek tahap persiapan. Jika semua selesai, maka investor akan beramai-ramai datang ke Rebana," ujar Nining.
 
DPMPTSP Jabar telah menjalankan roadshow bertemu dengan tujuh kepala daerah dalam wilayah Rebana dan semuanya berkomitmen untuk andil aktif dalam pengembangan kawasan ekonomi Rebana.
 
Selain itu DPMPTSP Jabar juga menggelar business matching dalam forum industri Jabar dan West Java Investor Summit (WJIS). Dalam waktu dekat, Agustus mendatang, WJIS bakal kembali diselenggarakan.
 
"Salah satu cara kami untuk menggaet investor adalah melalui WJIS. Tahun ini akan berlangsung 9 Agustus 2023," kata dia.

Baca juga: Bapenda Jawa Barat: Pengembangan Kawasan Rebana capai 40 persen

Baca juga: Gubernur Jabar terapkan strategi "door to door" dalam investasi Rebana

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023