Jakarta (ANTARA) - Mengangkat tema Bali dan Nusa Tenggara sepanjang Juli 2023, Galeri Indonesia Kaya pertontonkan keindahan irama dari alat musik legendaris asal Nusa Tenggara Timur dalam pertunjukan bertajuk “Sasando Rhapsody” bersama Andovi Da Lopez dan Nusa Tuak.

Menampilkan sasando sebagai pusat pertunjukan dan perhatian, selama kurang lebih 60 menit penikmat seni dihibur dengan keindahan melodi dari alat musik sasando yang dibawakan oleh Nusa Tuak dengan lagu-lagu yang mencerminkan nilai tradisi Nusa Tenggara Timur seperti “Lalean”, “Bolelebo”, dan masih banyak lagi.

Pertunjukan Sasando Rhapsody juga dimeriahkan dengan penampilan dari Andovi da Lopez yang membawakan narasi pertunjukan tentang keindahan dan keajaiban dari sasando.

Baca juga: Alat musik Sasando diperkenalkan dalam Sherpa G20 di Labuan Bajo

Pertunjukan ini juga menampilkan kolaborasi seni lukis naratif, yang menggambarkan cerita melalui goresan yang selaras dengan melodi sasando bersama Diego Luister Berel.

“Sore hari ini merupakan kali pertama saya hadir ke hadapan para penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya. Bangga rasanya bisa memperkenalkan kebudayaan Nusa Tenggara Timur dengan cara yang menyenangkan bersama kelompok musik Nusa Tuak yang juga mengangkat kebudayaan Nusa Tenggara Timur,” kata Andovi da Lopez, dalam siaran resminya, Minggu.

“Dalam pertunjukan ini, saya dan Nusa Tuak mengajak penonton untuk terhubung dengan kekayaan budaya Nusa Tenggara Timur serta indahnya melodi yang terdapat dalam alunan sasando. Semoga penampilan kami dapat diterima dengan baik dan menjadi hiburan yang bermanfaat bagi para penikmat seni,” imbuhnya.

Andovi da Lopez merupakan seorang kreator konten dan aktor asal Indonesia. Andovi pertama dikenal bersama kakaknya melalui kanal SkinnyIndonesian24 di YouTube. Bersama kakaknya, Andovi juga sempat membuat Musikal DPR yang tayang secara virtual dan saat ini sedang mempersiapkan Teater Musikal Polarisasi.

Baca juga: Sasando di tangan gadis Polandia

Sementara Nusa Tuak merupakan grup musik yang berupaya untuk mengenalkan alat musik sasando ke masyarakat luas.

Terdiri dari Ganzerlana, Izhu, Utha Takalapeta bermain sasando, Rico Matahelumual bermain hawaiian ambon, Utha sebagai bassist, Pepi sebagai drummer, Martin Koehuan sebagai gitaris, Firdha Rachmadani dan Pepi Toy sebagai vokalis, dan Dicky Dayu bermain suling.

Nusa Tuak berharap alunan sasando dapat dinikmati generasi muda bersama dengan musik modern.

Di sisi lain, ujar Program Director Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian pun memuji kolaborasi antara Andovi dan Nusa Tuak. Dia pun berharap pementasan ini bisa menjadi sajian yang bermanfaat.

“Keduanya berhasil memukau para penikmat seni yang hadir pada hari ini. Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang bermanfaat, menginspirasi dan juga menghibur bagi para penikmat seni,” ujar Renitasari.

Baca juga: Melestarikan musik Sasando sebagai warisan budaya unik dari NTT

Baca juga: Pecahkan rekor MURI, konser suara 1000 sasando dihadiri Ibu Iriana Joko Widodo

Baca juga: Konser Suara 1.000 Sasando di Labuan Bajo dapat Rekor MURI


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023