Kabar baik akhirnya untuk inflasi Inggris. Di bawah perkiraan untuk inflasi utama dan inti
London/Singapura (ANTARA) - Sterling tergelincir pada Rabu, setelah data inflasi Inggris yang lebih rendah dari perkiraan mengindikasikan Bank Sentral Inggris (BoE) mungkin tidak perlu menaikkan suku setinggi yang diperkirakan, sementara komentar dovish terbaru dari Bank Sentral Jepang (BoJ) menyebabkan yen melemah.

Pound turun sebanyak 0,8 persen terhadap dolar menjadi 1,2931 dolar, dan juga melemah terhadap euro setelah angka menunjukkan inflasi Inggris turun lebih besar dari yang diharapkan pada Juni dan paling lambat dalam lebih dari setahun di 7,9 persen.

Itu adalah mata uang Inggris terendah dalam seminggu terhadap dolar, karena terus meluncur dari level tertinggi 15 bulan di 1,3144 dolar yang dicapai Kamis (13/7/2023).

"Kabar baik akhirnya untuk inflasi Inggris. Di bawah perkiraan untuk inflasi utama dan inti," kata Kenneth Broux, kepala penelitian perusahaan valas di Societe Generale.

Pengambilan keuntungan di sterling sebagai hasilnya seharusnya tidak menjadi kejutan karena kami memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah Inggris akan turun terhadap obligasi pemerintah AS dan obligasi Jerman. Pound overbought setelah kenaikan dalam beberapa minggu terakhir.

Itu semua tentang bank sentral di Asia Pasifik juga, dan dolar naik ke level tertinggi satu minggu terhadap yen Jepang dan terakhir naik 0,4 persen di 139,6.

Gubernur BoJ Kazuo Ueda mengatakan pada Selasa (18/7/2023) masih ada jarak untuk mencapai target inflasi 2,0 persen bank sentral secara berkelanjutan, menandakan tekadnya untuk mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar saat ini, berbeda dengan sikap hawkish di bank-bank sentral utama lainnya.

Dolar Selandia Baru juga bergejolak, melonjak sebentar setelah inflasi konsumen sedikit di atas ekspektasi pada kuartal kedua, tetapi terakhir turun 0,5 persen pada 0,6245 dolar AS.

Di tempat lain, euro stabil di 1,1222 dolar, jauh dari puncak 17 bulan sesi sebelumnya di 1,1276 dolar, dan itu membuat indeks dolar sedikit lebih kuat di 100,1, rebound dari level terendah 15 bulan di sesi sebelumnya.

Dolar telah menghentikan penurunan tajamnya minggu lalu setelah pembacaan inflasi AS yang lebih dingin dari perkiraan menyebabkan para pedagang menetapkan perkiraan puncak suku bunga Federal Reserve yang akan segera terjadi.

Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Fed akan memberikan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan kebijakan mendatang bulan ini, dengan taruhan mayoritas akan mengakhiri siklus pengetatan moneter bank sentral saat ini.

Baca juga: Dolar jatuh di Asia jelang data inflasi AS, pound di puncak 15 bulan
Baca juga: Dolar menguat jelang kesaksian Powell, pound naik karena inflasi panas

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023