Denpasar (ANTARA) - Provinsi Bali melalui ide Gubernur Wayan Koster akhirnya berhasil mengembangkan benih bunga gemitir di Kebun Percobaan Bali Gemitir, Desa Antapan, Baturiti Tabanan, yang bertujuan untuk menekan impor.

“Transaksi harga pembelian benih secara impor nilainya sudah mencapai Rp20 milyar hingga Rp30 milyar per tahun ke luar negeri. Uang Rp30 milyar sangat besar, namun bukan itu saja yang saya pikirkan, tetapi kita juga sudah memberi penghidupan kepada petani di luar negeri sebesar Rp30 milyar,” kata Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Kamis.

Oleh sebab itu, Pemprov Bali berupaya menekan impor untuk menghidupi petani lokal yang selama ini harus membeli benih bunga gemitir masing-masing sekitar 20-30 kilogram per tahun.

Pembelian benih bunga gemitir ke luar negeri sendiri sudah berlangsung selama 10 tahun, kegiatan ini terus berjalan lantaran tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Bali.

Dari catatan Pemprov Bali, bunga gemitir yang merupakan bahan upacara keagamaan hingga hiasan ini nilai penjualannya setiap tahun mendekati Rp100 milyar, sementara setiap panen mereka akan mati sehingga dibutuhkan benih baru.

“Dengan adanya pengembangan benih, bibit, dan stek bunga Gemitir Bali Sudamala, kita berharap agar petani mulai menanam di lahannya dan menjual bunga ini ke pasar dari harga Rp15.000 per kilogram sampai ada yang menjual di kisaran Rp40.000 per kilogram,” ujar Koster

Varietas yang berhasil dikembangkan sendiri diberi nama Gemitir Bali Sudalama dengan lima warna yaitu merah, putih, emas, kuning, dan oranye, di mana pemerintah menggandeng akademisi Universitas Udayana dan Institut Pertanian Bogor untuk meneliti bunga marigold tersebut.

GM Bali Gemitir Group Agus Ervani Sjoekoer menyampaikan bahwa bersama tim peneliti mereka bekerja selama 70 hari terakhir untuk menghasilkan benih, bibit, dan stek Gemitir Bali Sudalama yang diolah dengan memanfaatkan pupuk organik dari kotoran sapi.

Hasilnya juga telah ditunjukkan kepada 15 penyemai bunga gemitir yang ada di Bali, dan seluruhnya memberi penilaian bagus karena kontur bunga dinilai bagus dan memiliki nilai ekonomi sehingga memenuhi syarat untuk dipasarkan.

“Jadi output dari pengembangan Gemitir Bali Sudamala ini sudah sangat siap untuk mengurangi dan menyetop impor pembenihan,” kata dia.

Selanjutnya, sebelum dipasarkan, mereka akan melakukan uji coba di beberapa daerah ketinggian dan dataran rendah di Pulau Dewata dengan target pada 8 Agustus 2023 mendatang benih ini sudah dapat didistribusikan kepada para petani.

Baca juga: Pemprov Bali kaji pungutan Rp150 ribu untuk pelajar dan peneliti asing
Baca juga: ATLI Bali catat produksi tuna sirip biru di Benoa terbesar di RI

Baca juga: PIB rintis gerakan tanam 10.000 bunga Gemitir
 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023