Kita sepakati bahwa kita harus memiliki early warning system untuk kerawanan pangan dan gizi.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi segera membangun sistem peringatan dini kerawanan pangan dan gizi atau early warning system sebagai salah satu upaya mengantisipasi dampak dari El Nino.

"Kita sepakati bahwa kita harus memiliki early warning system untuk kerawanan pangan dan gizi. Ini penting terutama karena kita menghadapi ancaman El Nino. Jadi setiap daerah harus waspada dan melakukan mitigasi kerawanan pangan dan gizi di wilayah masing-masing,” kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Arief yang hadir saat membuka Pertemuan Penguatan Analisis Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan dan Gizi (SKPG), di Bogor itu, menegaskan bahwa sistem kerawanan pangan dan gizi yang dibangun NFA bersama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menjadi harus dimanfaatkan untuk memitigasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya El Nino.

"Saya ingin bapak/ibu yang berada di level teknis di provinsi dan kabupaten kota benar benar memahami SKPG ini. Sehingga data yang dihasilkan nantinya dapat dipertanggungjawabkan dan dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan dan gizi,” katanya pula.

Hal tersebut, ujarnya lagi, selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju pada Selasa (18/7) dengan salah satu fokus antisipasi dampak El Nino adalah menjaga ketahanan pangan.

Melalui mitigasi dampak El Nino yang dimulai dengan membangun sistem berbasis digital, diharapkan setiap daerah mampu mengetahui situasi dan kondisi kerawanan pangan dan gizi di masing-masing.

“Ini penting karena sistem tersebut dihimpun berdasarkan berbagai aspek ketahanan pangan, mulai dari ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan," katanya lagi.

Adapun berbagai indikator pada aspek ketersediaan pangan, meliputi berbagai data luasan tanam dan puso komoditas pangan, aspek keterjangkauan pangan mencakup data harga komoditas pangan dalam periode yang ditentukan. Sedangkan aspek pemanfaatan pangan meliputi data status gizi balita.

“Tentunya kita berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam pemenuhan berbagai data tersebut, sehingga kemudian bisa menghasilkan kesimpulan yang dikategorisasikan dalam tiga indikator yaitu rentan, waspada, dan aman,” ujarnya pula.
Baca juga: Mendag: Ketersediaan pangan harus terjamin hadapi puncak El Nino
Baca juga: BULOG punya 750 ribu ton stok beras hadapi dampak El Nino


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023