penting untuk membangun infrastruktur perpipaan air limbah agar selaras dengan proyek strategis nasional yang dibiayai pemerintah pusat
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah menyebut proyek pengolahan feses atau Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1 di Jalan Pluit Timur Raya, Penjaringan, Jakarta Utara bisa mengatasi pencemaran air tanah.

"Penanganan air limbah penting untuk mengatasi pencemaran air tanah dari bakteri Escherichia coli (E.coli), yang bisa berdampak tidak baik terhadap kesehatan," kata  Ida dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Ida menambahkan JSDP sangat diperlukan mengingat E.coli ini bisa menyerang balita dan anak-anak sehingga mengakibatkan diare bahkan radang otak.

Adapun ambang batas bakteri E.coli sejumlah 2.000 per 100 mililiter air. Namun ditemukan di Jakarta Utara itu sudah mencapai sekitar 3 juta per 100 mililiter.

Maka dari itu, menurut dia, penting untuk membangun infrastruktur perpipaan air limbah agar selaras dengan proyek strategis nasional yang dibiayai pemerintah pusat.

"Ada juga alokasi dari APBD tapi jumlahnya tidak sebesar dari APBN. Porsi dari APBD hanya sekitar seperempat saja," terangnya.

Harapan Ida, ke depan sistem pengelolaan air limbah ini bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah dari retribusi, khususnya untuk skala industri maupun perkantoran.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Air Limbah Dinas SDA, Nelson menambahkan, JSDP Zona 1 ini menjadi salah satu program sanitasi sehat yang pengerjaannya terbagi dalam enam paket.

"Empat paket dikerjakan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan dua paket menjadi kewajiban Pemprov DKI melalui Dinas SDA," ujar Nelson.

Diharapkan pembangunan jaringan pengelolaan air limbah ini Jakarta makin sehat mulai dari saluran, sungai, embung maupun waduk bisa dicegah dari adanya pencemaran lingkungan.

"Nantinya tentu akan bisa dipisahkan antara air limbah dan air hujan atau air bukan limbah," tutupnya.

Untuk JSDP Zona 1, lanjut Nelson, proyek pembangunan dimulai tahun 2023 dan ditargetkan rampung tahun 2026.

Paket satu sampai empat akan diselesaikan pemerintah pusat melalui loan JICA. Sedangkan, paket lima dan enam menggunakan APBD murni.
Baca juga: Jaksel buat lubang tampung atasi pencemaran limbah ternak sapi
Baca juga: Petugas pantau masyarakat agar tak buang limbah kurban sembarangan
Baca juga: Heru imbau warga tak buang limbah kurban sembarangan

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023