Jakarta (ANTARA) - Pengamat isu-isu global dan strategis Imron Cotan mengatakan bahwa generasi milenial dan generasi Z dapat menjadi target bagi para partai politik baru dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Hal penting yang perlu dicatat adalah generasi milenial dan generasi Z terdeteksi tidak memiliki pilihan ideologi yang "fixed", selain terpaku pada gadget,” ujar Imron dalam webinar nasional bertema "Tantangan dan Peluang Parpol Baru pada Pemilu 2024", dipantau dari kanal YouTube Moya Institute di Jakarta, Jumat.

Jika mampu menarik dukungan generasi muda dengan memanfaatkan gadget, tutur Imron, maka parpol baru memiliki potensi untuk menyundul eksistensi parpol yang telah lahir terlebih dahulu.

Ia menilai partai politik (parpol) baru atau parpol non-parlemen dihadapkan pada pertarungan elektoral yang sengit melawan parpol-parpol yang sudah eksis sebelumnya.

Imron menjelaskan bahwa untuk bisa merebut dukungan pemilih dan lolos ambang batas, maka parpol baru dan parpol non-parlemen harus bisa menghadirkan gagasan-gagasan baru dan segar seraya menawarkan solusi bagi persoalan yang dihadapi generasi milenial dan generasi Z.

Baca juga: KPU sebut pemilih Pemilu 2024 didominasi generasi milenial
Baca juga: KPU optimalisasikan media sosial menyasar pemilih gen Z


Dia mengatakan penonjolan tokoh lokal berwawasan nasional dan global penting untuk memecah dominasi elite politik yang tertumpuk di kota-kota besar di Pulau Jawa. Kontestasi 2024 membuka peluang tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfudz Siddiq mengemukakan ada konsekuensi yang diterima parpol baru dengan ditetapkannya secara bersamaan antara Pilpres dan Pileg Tahun 2024.

Menurutnya, perhelatan yang digelar bersamaan waktunya membuat perhatian masyarakat secara besar lebih terkonsentrasi pada pemilihan presiden dan meminggirkan isu tentang siapa saja yang akan lolos ke parlemen melalui pemilihan legislatif.

“Parpol yang punya capres lebih diuntungkan sebab dapat mendongkrak elektabilitas partainya, berbeda dengan parpol baru. Hal ini menuntut upaya ekstra parpol baru untuk melakukan sosialisasi,” ucap Mahfudz.

Ia mengatakan bahwa salah satu caranya adalah ikut-ikutan mengusung capres tertentu.

Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto menyampaikan bagaimana pun dinamisnya konstestasi politik dan demokrasi tahun 2024 diharapkan pemilu berlangsung secara demokratis, damai, dan dewasa sekaligus menghadirkan pemimpin yang mumpuni.

“Parpol lama dan baru sama-sama memiliki tantangan dan peluang. Narasi baru yang diusung mereka akan memberikan dampak yang berbeda. Identifikasi isu menjadi hal yang paling utama untuk meyakinkan pemilih,” ujar Hery.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023