Jakarta (ANTARA) - Indonesia mendorong peningkatan kerja sama pertahanan dengan Prancis agar tidak hanya terbatas pada jual beli alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga transfer teknologi, pengembangan dan produksi bersama alutsista.

Ajakan tersebut disampaikan dalam pertemuan 2+2 antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan RI-Prancis di Paris, Jumat.

Bersama dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sébastien Lecornu.

“(Kerja sama) ini penting untuk membangun otonomi strategis Indonesia,” kata Retno dalam tayangan yang disiarkan di YouTube MoFA Indonesia, Jumat.

Retno menyampaikan kerja sama tersebut diperlukan untuk menjadikan Indonesia bagian dari mata rantai pasok global untuk industri strategis.

“Untuk itu, saya mendorong implementasi kerja sama joint ventures dan joint production antara Thales dan PT Len Industri,” tutur dia.

Thales Group adalah perusahaan multinasional Prancis yang merancang, mengembangkan dan memproduksi perangkat dan alat-alat di bidang antariksa, pertahanan dan keamanan.

Sementara PT Len Industri adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang produksi, salah satunya elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut maupun udara.

Pada pertemuan 2+2 tersebut, Retno juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk bekerja sama di bidang keamanan maritim, termasuk dukungan alih teknologi dan bantuan pembangunan kapasitas oleh Prancis kepada Badan Keamanan Laut (Bakamla RI).

Selain itu, Indonesia juga mendorong kerja sama di bidang keamanan siber melalui kerja sama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dengan industri pertahanan Thales.

Baca juga: Menlu RI bertemu Menlu Prancis bahas kerja sama ekonomi, EUDR dan EUER
 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023