Bandung (ANTARA) – Dilatarbelakangi potensi biogas yang cukup manis di Desa Cibodas, Bandung, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Kampung Madani melatih warga desa untuk mampu mengolah kotoran ternak sapi di desanya menjadi produk pupuk kompos hingga bahan bakar untuk memasak.
 
Kampung Madani sendiri merupakan kampung binaan PNM yang dirancang agar masyarakat dapat mengembangkan potensi pertanian, ekonomi, pendidikan, maupun sosial kemasyarakatan. Hingga saat ini terdapat 11 Kampung Madani yang tersebar di Indonesia dengan 14 kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan oleh PNM selama tahun 2023.

Mimpi PNM untuk membangun ekosistem yang memberi manfaat holistik telah menjadi nyata. Melalui program pelatihan, nasabah serta warga desa secara umum kini telah mampu menghasilkan produk biogas. Hasilnya sering kali digunakan untuk kepentingan masyarakat maupun dijual secara meluas. Variasi produk yang bisa dijual oleh nasabah PNM Mekaar sendiri pun kini bertambah, berupa produk vermikompos yang diproduksi oleh kelompok Mekaar Tani.

Salah satu penerima manfaat pelatihan biogas adalah keluarga Ibu Eti. Ia berprofesi sebagai petani sayur sedangkan suaminya beternak mengurus beberapa ekor sapi di rumahnya. Ia dan suaminya dilatih untuk mampu mengolah kotoran sapi menjadi pupuk yang juga bisa dimanfaatkan oleh Ibu Eti untuk menggemburkan sayur mayur yang ditanamnya. Selain itu, olahan limbah kotoran tersebut juga kini bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak sehari-hari.

“Alhamdulillah saya dan suami sekarang ngga perlu lagi beli gas untuk masak. Kita sudah dilatih mengolah kotoran sapi di rumah. Jadi pengeluaran untuk urusan dapur berkurang, malah nambah pemasukan dari jualan pupuk,” imbuhnya.

Warga lain yang memiliki usaha budidaya cacing juga terbantu dengan adanya pelatihan pengolahan limbah ternak. Pasalnya, olahan kotoran sapi juga dibagikan kepada para petani di Desa Cibodas untuk menggemburkan cacingnya. Setelah cacing besar kemudian dijual. Tanah bekas budidaya dimanfaatkan sebagai pupuk oleh para petani sayuran.

“Dulu kami warga desa mana ada yang paham biogas. Padahal ada alatnya tapi sudah lama rusak. Saat petugas PNM datang alat-alat direnovasi dan kami dibimbing sampai bisa,” jelas perempuan ketua kelompok Mekaar Areng Cidingkul ini.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023