Denpasar (ANTARA) - Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Provinsi Bali merancang pelatihan kepada pengawas/pelatih (trainer) terkait teknik pengamanan mengantisipasi insiden gagal angkat beban yang menewaskan atlet binaraga Justyn Vicky.

"Nanti ke depannya perlu pengawas yang ada di gym untuk kami beri pelatihan," kata Ketua Umum PBFI Bali I Gusti Agung Ngurah Susrama Putra di Denpasar, Senin.

Program pelatihan kepada pengawas atau pelatih di pusat kebugaran itu rencananya dikelola oleh pengurus PFBI di masing-masing kabupaten/kota di Bali.

Ia menjelaskan pelatihan diperlukan agar pengawas tersebut memahami teknik penyelamatan dan pengamanan ketika terjadi darurat dan potensi gagal angkat beban.

Di sisi lain, ia juga mengajak pengelola pusat kebugaran untuk menyediakan pengawas yang memahami dan mencegah gagal angkat beban.

Ia menilai idealnya pengawasan angkat beban yang berat dilakukan oleh dua orang.

"Untuk pengamanan tidak cukup satu orang, harusnya ada dua orang. Kalau satu orang pengawas, itu pun dia harus menguasai teknik penyelamatan saat darurat," ucapnya.

Tak hanya itu, disiplin dari atlet juga diperlukan termasuk menyesuaikan kemampuan, berat badan dan tinggi badan ketika mengangkat beban.

Ia menjelaskan atlet yang dibina untuk tampil di Pra PON 2024 tidak ada yang mengangkat beban hingga 210 kilogram untuk latihan otot paha.

"Kalau atlet yang dibina di tim Pra PON tidak ada angkat seberat itu (210 kilogram) untuk memperkuat otot paha, tidak ada, itu terlalu berat," ucapnya.

Susrama menyayangkan peristiwa tragis gagal angkat beban yang menyebabkan atlet binaraga Justyn Vicky meninggal dunia saat latihan di salah satu pusat kebugaran di Sanur, Denpasar, pada Sabtu (15/7).

Justyn, kata dia, merupakan atlet binaraga yang pernah mewakili Kabupaten Klungkung pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali ke-15 pada 2022.

Meski belum mengantongi medali, namun ia berkontribusi memperkuat Klungkung pada ajang olahraga tingkat provinsi yang diadakan dua tahun sekali itu.

"Justyn belum dapat juara waktu itu (Porpov) dan sekarang belum terpilih masuk Pra PON, masih muda dia," ucapnya.

Sementara itu, video detik-detik Justyn mengalami gagal angkat beban beredar viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 12 detik itu memperlihatkan Justyn dibantu oleh satu orang pengawas saat mengangkat beban.

Namun, ia tidak mampu berdiri ketika mengangkat beban, begitu juga satu orang pengawas yang tak mampu menopang beban.

Ketika jatuh terduduk, beban tersebut menimpa leher bagian belakang hingga menyebabkan patah leher.

Justyn dilarikan ke rumah sakit dan sempat mendapatkan penanganan medis tapi nyawanya tidak bisa diselamatkan.

Baca juga: Polisi Denpasar usut kecelakaan tewasnya binaragawan Justyn Vicky

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2023