Saat ini, ekonomi China menghadapi kesulitan dan tantangan baru...
Beijing (ANTARA) - Para pemimpin tertinggi China berjanji pada Senin (24/7/2023) untuk meningkatkan dukungan kebijakan bagi ekonomi di tengah pemulihan pasca-COVID yang berliku, dengan fokus pada peningkatan permintaan domestik, menandakan lebih banyak langkah stimulus.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh pada laju yang lemah di kuartal kedua karena permintaan melemah di dalam dan luar negeri, meningkatkan tekanan pada pembuat kebijakan untuk memberikan lebih banyak stimulus guna menopang pemulihan pasca-COVID.

China akan meningkatkan penyesuaian kebijakan ekonomi, berfokus pada perluasan permintaan domestik, meningkatkan kepercayaan dan mencegah risiko, kata kantor berita negara Xinhua mengutip Politbiro, badan pembuat keputusan tertinggi dari Partai Komunis yang berkuasa.

"Saat ini, ekonomi China menghadapi kesulitan dan tantangan baru, yang terutama muncul dari permintaan domestik yang tidak mencukupi, kesulitan dalam pengoperasian beberapa perusahaan, risiko dan bahaya tersembunyi di bidang-bidang utama, serta lingkungan eksternal yang suram dan kompleks," kata Politbiro yang dikutip Xinhua, setelah pertemuan yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping.

China akan menerapkan penyesuaian makro "dengan cara yang tepat dan kuat" dan memperkuat penyesuaian counter-cyclical, karena pemerintah tetap berpegang pada kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal proaktif, kata Politbiro.

Xinhua mengutip Presiden Xi yang mengatakan dalam pertemuan terpisah bahwa China akan berusaha untuk mencapai target pembangunan tahunannya.

Sementara China terlihat berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan 2023 yang moderat sekitar 5,0 persen, ada risiko target tahunan terlewatkan untuk tahun kedua berturut-turut, kata para analis.

Sebagian besar analis mengatakan pembuat kebijakan tidak mungkin memberikan stimulus agresif karena kekhawatiran tentang meningkatnya risiko utang.

Analis Capital Economics mengatakan bahwa hasil pertemuan tersebut menunjukkan bahwa dukungan kebijakan lebih lanjut akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang.

"Tetapi tidak adanya pengumuman besar tentang kebijakan spesifik menunjukkan kurangnya urgensi atau pembuat kebijakan sedang berjuang untuk menghasilkan langkah-langkah yang sesuai untuk menopang pertumbuhan," kata mereka dalam sebuah catatan.

Seorang pejabat senior bank sentral mengatakan awal bulan ini bank akan menggunakan alat kebijakan seperti rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk mengatasi tantangan yang dihadapi ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pekan lalu, bank sentral mempertahankan suku bunga acuan pinjamannya stabil, meskipun ada tanda-tanda pemulihan ekonomi goyah.

China akan secara aktif memperluas permintaan domestik, meningkatkan pendapatan penduduk untuk memungkinkan konsumsi mendorong pertumbuhan ekonomi, sementara mempercepat penerbitan obligasi khusus lokal untuk memacu investasi, kata Xinhua.

Pemerintah akan meningkatkan permintaan mobil, elektronik dan produk rumah tangga serta mempromosikan pariwisata, tambahnya.

China akan menyesuaikan dan mengoptimalkan kebijakan properti secara tepat waktu, sebagai tanggapan atas "perubahan signifikan" dalam hubungan penawaran dan permintaan di pasar properti, katanya.

"Ini adalah sinyal yang menarik karena penurunan sektor properti bisa dibilang merupakan tantangan utama yang dihadapi perekonomian saat ini," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

"Tampaknya pemerintah telah menyadari pentingnya perubahan kebijakan di sektor ini untuk menstabilkan perekonomian."

Para analis memperkirakan China akan melonggarkan pembatasan pembelian rumah di beberapa kota.

Baca juga: China akan umumkan kebijakan untuk bangkitkan ekonomi swasta
Baca juga: China akan tingkatkan ekonomi riil melalui layanan hukum

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023