Data aktivitas yang masuk telah lebih kuat dari yang diharapkan pada Juni dan Juli
Singapura (ANTARA) - Euro mencapai level terendah dua minggu di awal sesi Asia pada Selasa pagi, karena penurunan yang memburuk dalam bisnis zona euro memperkeruh prospek suku bunga blok tersebut terhadap Bank Sentral Eropa (ECB) yang masih hawkish, sementara dolar naik menjelang pertemuan trio bank sentral utama minggu ini.

Yuan di pasar luar negeri menguat di awal perdagangan Asia, menyusul komentar dari para pemimpin puncak China pada Senin (24/7/2023) yang berjanji untuk meningkatkan dukungan kebijakan bagi perekonomiannya yang sedang melemah.

Euro goyah di 1,1063 dolar, naik hanya 0,02 persen setelah merosot ke level terendah dua minggu di 1,1059 dolar di sesi sebelumnya, setelah survei pada Senin (24/7/2023) menunjukkan aktivitas bisnis zona euro menyusut lebih dari yang diharapkan pada Juli, menghidupkan kembali kekhawatiran resesi.

Mata uang tunggal telah meluncur lebih dari 0,5 persen di sesi sebelumnya.

"Perpanjangan kelemahan di sektor manufaktur serta jasa-jasa, dan Jerman, khususnya, menjadi jauh lebih lemah dari yang diharapkan ... itu menempatkan beberapa tanda tanya seputar retorika yang harus kita harapkan dari ECB pada Kamis (27/7/2023)," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank (NAB).

Pasar telah memperkirakan sepenuhnya kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh ECB pada pertemuannya minggu ini, meskipun jalur kenaikan suku bunga di masa depan setelah Juli tetap belum pasti.

Di tempat lain, sterling turun 0,11 persen menjadi 1,2811 dolar, sementara indeks dolar AS stabil di 101,39.

Survei awal PMI serupa di Inggris pada Senin (24/7/2023) menunjukkan sektor swasta Inggris tumbuh pada laju terlemahnya dalam enam bulan pada Juli, sementara survei terpisah menunjukkan aktivitas bisnis AS melambat ke level terendah lima bulan bulan ini.

Federal Reserve juga bertemu minggu ini dan diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 25 basis poin, dengan mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan itu akan menandai kenaikan terakhir dari siklus pengetatan bank sentral saat ini.

"Sementara pertemuan Fed (pada Juli) kemungkinan tidak kontroversial dalam hal keputusan suku bunga, pernyataan Fed dan konferensi pers akan sangat relevan untuk pasar," kata Guillermo Felices, ahli strategi investasi global di PGIM Fixed Income.

"Data aktivitas yang masuk telah lebih kuat dari yang diharapkan pada Juni dan Juli," katanya. "The Fed harus menjelaskan apa yang mereka lakukan terhadap ekonomi AS yang tangguh."

Yen tetap di bawah tekanan pada 141,43 per dolar, berjuang untuk pulih dari kerugian besar pada Jumat (21/7/2023) di tengah laporan Reuters bahwa Bank Sentral Jepang (BoJ) condong ke arah menjaga kebijakan kontrol imbal hasil tidak berubah pada pertemuan kebijakan minggu ini.

Yuan di pasar luar negeri naik hampir 0,5 persen menjadi 7,1540 per dolar, dengan investor didorong oleh komentar dari para pemimpin puncak China pada pertemuan Politbiro yang diawasi ketat yang mengisyaratkan lebih banyak dukungan untuk ekonomi yang melemah, meskipun banyak yang masih mencari detail spesifik tentang langkah-langkah stimulus yang lebih besar.

"Kami melihat penilaian situasi pertumbuhan ekonomi dan deskripsi di sekitar pasar properti sedikit lebih dovish dari yang diharapkan, meskipun kami masih menunggu langkah-langkah pelonggaran khusus setelah pernyataan tersebut," kata analis di Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

"Kami terus mengharapkan kombinasi langkah-langkah dukungan moneter, fiskal, properti dan konsumsi akan diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan."

Dolar Australia, sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan, naik 0,18 persen menjadi 0,67515 dolar AS, sedangkan kiwi naik 0,06 persen menjadi 0,6209 dolar AS.

Baca juga: Dolar AS menguat, euro jatuh karena ekonomi zona euro memburuk
Baca juga: Bank Eropa beri pendanaan baru 400 juta euro bagi pemulihan Ukraina

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023