"Laporan itu menyatakan bahwa masalah ini nyata dan banyak interaksi berisiko tinggi antara manusia dan hewan yang terjadi secara rutin dan lazim di AS berpotensi memicu pandemi di masa depan..."
New York (ANTARA) - Industri hewan di Amerika Serikat (AS) membawa risiko pandemi yang serius dan Pemerintah AS tidak memiliki strategi yang komprehensif untuk mengatasi ancaman-ancaman ini, demikian disimpulkan dalam sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Harvard Law School dan Universitas New York.

"Laporan itu menyatakan bahwa masalah ini nyata dan banyak interaksi berisiko tinggi antara manusia dan hewan yang terjadi secara rutin dan lazim di AS berpotensi memicu pandemi di masa depan," ungkap sekolah hukum itu di situs webnya pada awal Juli lalu dalam liputannya tentang studi tersebut.

"Semua industri hewan yang diteliti dalam laporan ini jauh lebih tidak terorganisasi dibandingkan yang seharusnya dan jauh di bawah apa yang diyakini publik terkait situasinya saat ini," menurut laporan tersebut. "Saat ini, terdapat kesenjangan signifikan dalam hal pengelolaan yang dapat menyebabkan kebocoran dan penyebaran patogen, menjadikan publik rentan terhadap penyakit zoonosis."

Skala penggunaan hewan yang sangat besar dan terus meningkat di AS membuat negara tersebut sangat rentan terhadap wabah zoonosis. Sebagai contoh, AS merupakan pengimpor satwa liar hidup terbesar di dunia, mengimpor lebih dari 220 juta satwa liar per tahun, dengan banyak di antaranya tanpa melalui pemeriksaan kesehatan atau pengujian penyakit, tambah laporan itu.

Laporan tersebut merupakan laporan pertama yang secara komprehensif memetakan jaringan perdagangan hewan yang memicu risiko penyakit zoonosis di AS. Studi itu juga menganalisis 36 macam industri hewan, termasuk peternakan bulu, perdagangan hewan peliharaan eksotis, perburuan dan penggunaan perangkap, peternakan industri, produksi ayam rumahan, kebun binatang di pinggir jalan, dan sebagainya, untuk menilai risiko yang dimiliki oleh masing-masing industri tersebut dalam menimbulkan wabah penyakit skala besar. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023