Yuan di pasar luar negeri terakhir dibeli 7,1540 per dolar, sedangkan yuan di pasar domestik berdiri di 7,1535 per dolar
Singapura (ANTARA) - Yuan menguat di sesi Asia pada Selasa sore, setelah para pemimpin tertinggi China berjanji untuk meningkatkan dukungan kebijakan bagi ekonomi negara yang sedang terpuruk, sementara euro sempat mencapai level terendah dua minggu karena penurunan bisnis yang memburuk memperkeruh prospek suku bunga zona euro.

Yuan melonjak lebih dari 0,5 persen di pasar domestik dan luar negeri di perdagangan Asia karena investor menyambut baik komentar pada pertemuan Politbiro yang diawasi ketat, meskipun banyak yang masih mencari detail spesifik tentang langkah-langkah stimulus yang lebih besar.

Yuan di pasar luar negeri terakhir dibeli 7,1540 per dolar, sedangkan yuan di pasar domestik berdiri di 7,1535 per dolar.

"Secara keseluruhan, banyaknya isu yang dibahas dalam pertemuan itu melampaui apa yang telah diantisipasi pasar," kata Tommy Xie, Kepala Riset China Raya di OCBC.

"Sementara luasnya topik diapresiasi, pelaksanaan dan kedalaman kebijakan ini akan menjadi ujian yang sebenarnya."

Juga menopang yuan adalah bank-bank besar milik negara China yang menjual dolar AS untuk membeli yuan di pasar spot dalam negeri dan luar negeri pada Selasa, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters.

Sentimen positif dari China juga mengangkat dolar Australia, yang sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan.

Aussie terakhir 0,3 persen lebih tinggi pada 0,6760 dolar AS, sedangkan dolar Selandia Baru naik 0,1 persen menjadi 0,6210 dolar AS.

Di tempat lain, euro naik 0,12 persen menjadi 1,1075 dolar, setelah merosot ke level terendah dua minggu di 1,1059 dolar di sesi sebelumnya, setelah survei pada Senin (24/7/2023) menunjukkan aktivitas bisnis zona euro menyusut lebih dari yang diharapkan pada Juli.

Itu menyalakan kembali ketakutan resesi dan menyebabkan mata uang tunggal merosot lebih dari 0,5 persen di sesi sebelumnya, karena para pedagang memangkas ekspektasi mereka tentang kenaikan suku bunga di masa depan oleh Bank Sentral Eropa menyusul kemungkinan kenaikan 25 basis poin minggu ini.

"Perpanjangan kelemahan di sektor manufaktur serta jasa-jasa, dan Jerman khususnya, menjadi jauh lebih lemah dari yang diharapkan ... itu menempatkan beberapa tanda tanya seputar retorika yang harus kita harapkan dari ECB pada Kamis (27/7/2023)," kata Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank.

Sterling naik 0,12 persen menjadi 1,2840 dolar, sedangkan indeks dolar AS turun 0,14 persen menjadi 101,27.

Survei awal PMI Inggris pada Senin (24/7/2023) menunjukkan sektor swasta tumbuh pada laju terlemah dalam enam bulan pada Juli, sementara survei terpisah menunjukkan aktivitas bisnis AS melambat ke level terendah lima bulan bulan ini.

Federal Reserve juga bertemu minggu ini dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters mengharapkan hal itu untuk menandai kenaikan terakhir dari siklus pengetatan bank sentral saat ini.

"Sementara pertemuan Fed (pada Juli) kemungkinan tidak kontroversial dalam hal keputusan suku bunga, pernyataan Fed dan konferensi pers akan sangat relevan untuk pasar," kata Guillermo Felices, ahli strategi investasi global di PGIM Fixed Income.

"Data aktivitas yang masuk telah lebih kuat dari yang diharapkan pada Juni dan Juli," katanya. "The Fed harus menjelaskan apa yang mereka lakukan terhadap ekonomi AS yang tangguh."

Di Asia, yen tetap di bawah tekanan pada 141,40 per dolar, berjuang untuk pulih dari penurunan besar pada Jumat (21/7/2023) di tengah laporan Reuters bahwa Bank Sentral Jepang (BoJ) condong ke arah mempertahankan kebijakan kontrol imbal hasil (YCC) tidak berubah pada pertemuan kebijakan minggu ini.

"Gubernur (BoJ) Ueda telah menahan kartunya, tampaknya tidak terbujuk oleh kenaikan harga-harga Jepang baru-baru ini dan terutama upah pekerja, dan dia telah memberikan beberapa petunjuk tentang perubahan YCC yang akan datang," kata Aninda Mitra, kepala strategi makro dan investasi Asia di BNY Mellon Investment Management.

"Namun, kami merasa waktunya sudah matang untuk melakukan penyesuaian YCC... Perubahan YCC bukanlah perubahan arah skala penuh untuk pengetatan kebijakan, tetapi menetapkan tahapan untuk mengurangi divergensi kebijakan. Karena itu akan menghasilkan pengurangan tekanan pada yen."

Baca juga: Yuan terkerek 45 basis poin menjadi 7,1406 terhadap dolar AS
Baca juga: Euro jatuh di awal sesi Asia ketika pedagang waspadai ECB "hawkish"
Baca juga: Yen Jepang melemah ketika pedagang tunggu keputusan kebijakan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023