Kita terus berupaya dengan melibatkan seluruh komponen untuk menurunkan kasus stunting
Lebak (ANTARA) -
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) TNI Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan pihaknya optimistis prevalensi angka stunting atau kekerdilan pada anak akibat gagal tubuh turun menjadi 14 persen tahun 2024 sesuai harapan Presiden Joko Widodo.
 
"Kita terus berupaya dengan melibatkan seluruh komponen untuk menurunkan kasus stunting," kata Jenderal Dudung di Sobang, Kabupaten Lebak,Selasa.
 
TNI-AD komitmen kuat untuk memerangi masalah stunting, sehingga diwujudkan Program Manunggal Air sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) No.72 Tahun 2021, bertujuan untuk memenuhi ketersediaan air bersih yang merupakan faktor utama dalam program percepatan penurunan stunting.
 
Bantuan Program Manunggal Air diyakini dapat menurunkan angka prevalensi stunting.

Baca juga: DP2KB Mataram bentuk Duta Genre penggerak turunkan stunting
 
Selama ini, penanganan stunting secara nasional berjalan baik, sehingga patut diapresiasi atas kerja keras TNI, pemerintah daerah dan seluruh stokholder.
 
Di Provinsi Banten angka prevalensi stunting saat ini turun sekitar 4,5 persen, atau  dari 24,5 persen pada 2022 menjadi  20 persen pada tahun ini.
 
Karena itu,TNI, pemerintah daerah dan seluruh stokholder lainnya bekerja keras dan bahu membahu untuk menurunkan kasus stunting.
 
"Kita optimistis angka prevalensi stunting turun mencapai 14 persen pada tahun 2024,"kata Dudung.
 
Menurut dia,TNI juga sudah melakukan kegiatan pelayanan kontrasepsi di fasilitas -fasilitas kesehatan seperti puskesmas.

Baca juga: Pemprov Kalteng gerakkan pokjanal sukseskan revitalisasi posyandu
 
Pelayanan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) ditingkatkan di puskesmas untuk mencegah stunting.
 
Sebab, tingginya generasi stunting itu akibat tidak adanya pelayanan MKJP.
 
Karena itu, pihaknya perlu menyelamatkan generasi unggul dengan memiliki sumber daya manusia dengan pencegahan stunting.
 
Ia mengimbau masyarakat untuk mencegah prevalensi stunting dengan tidak terlalu banyak melahirkan dan jangan terlalu tua melahirkan.
 
Selain itu, kata dia, juga tidak melahirkan dekat dan tidak menikah terlalu muda.
 
Menikah itu,ujar dia, sebaiknya ditentukan usia baik laki -laki maupun perempuan agar tidak melahirkan stunting.
 
Menurut dia, bagi yang mau menikah sebaiknya sudah siap dengan membangun rumah tangga serta memiliki pekerjaan atau penghasilan.
 
"Kami meyakini dengan menikah itu sudah siap baik mental maupun fisik, sehingga dapat melahirkan generasi unggul tanpa stunting,"katanya menjelaskan.

Baca juga: BKKBN: Gerakan bapak asuh bantu atasi stunting dan kemiskinan ekstrem

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023