Kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi dua tahun pada Juli di tengah ketatnya pasar tenaga kerja dan menurunnya inflasi
Tokyo (ANTARA) - Dolar melayang mendekati level tertinggi dua minggu versus euro di sesi Asia pada Rabu sore, sementara yen berkonsolidasi di dekat kisaran pertengahan bulan ini karena para pedagang menunggu keputusan kebijakan penting dari bank sentral masing-masing negara minggu ini.

Dolar Australia meluncur setelah data inflasi yang lebih lambat dari perkiraan mengindikasikan bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) akan membatalkan kenaikan suku bunga minggu depan.

Indeks dolar AS - yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, tetapi dengan bobot terbesar terhadap euro - sedikit berubah di 101,33 pada sore di Asia, setelah terdorong setinggi 101,65 semalam untuk pertama kalinya sejak 11 Juli.

Euro tergelincir 0,08 persen menjadi 1,10495 dolar, membawanya mendekati level terendah sesi sebelumnya di 1,1036 dolar, level yang terakhir terlihat pada 12 Juli.

Tanda-tanda berkelanjutan dari ekonomi AS yang tangguh dalam menghadapi serangkaian kenaikan suku bunga Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), telah membantu menopang indeks dolar dari palung 15 bulan di 99,549 yang dicapai seminggu yang lalu.

Dalam data terbaru, kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi dua tahun pada Juli di tengah ketatnya pasar tenaga kerja dan menurunnya inflasi.

Pedagang pasar uang memperkirakan kenaikan seperempat poin dari Federal Reserve AS pada Rabu nanti sebagai kepastian yang dekat, tetapi terbagi atas kemungkinan lain di akhir tahun, menempatkannya kurang lebih seperti lemparan koin.

Di tempat lain, Bank Sentral Eropa (ECB) akan menetapkan kebijakan pada Kamis (27/7/2023). Sekali lagi, kenaikan seperempat poin diharapkan secara luas, tetapi bangunan bukti dari perlambatan ekonomi telah mempertanyakan peluang kenaikan lainnya pada akhir tahun.

"Mengingat perlambatan inflasi yang mendasarinya, kami pikir risikonya adalah (Ketua Fed Jerome) Powell mendingin pada kenaikan lain dengan menggambarkan FOMC sebagai 'tergantung data'," yang akan menekan dolar, kata Joseph Capurso, ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia, dikutip dari Reuters.

"Jika ECB mempertahankan bisa hawkish mereka, tidak dijamin tetapi lebih mungkin dari FOMC, euro kemungkinan akan bergerak lebih tinggi minggu ini."

Bank Sentral Jepang akan menetapkan kebijakan pada Jumat (28/7/2023), dan spekulasi untuk perubahan hawkish pada kontrol kurva imbal hasil (YCC), yang telah melonjak di awal bulan, terus surut selama beberapa hari terakhir.

Dolar naik 0,04 persen menjadi 141,025 yen pada Rabu, menyusul rebound dari level terendah multi-minggu di 137,245 pertengahan bulan.

Sterling turun 0,1 persen menjadi 1,2888 dolar. Bank Sentral Inggris akan menetapkan suku bunga pada 3 Agustus.

Dolar Australia, salah satu penggerak besar di sesi Asia, turun 0,43 persen menjadi 0,6763 dolar AS setelah inflasi melambat lebih dari yang diharapkan pada Juni, mengurangi tekanan untuk kenaikan suku bunga lainnya oleh bank sentral pada 1 Agustus.

Itu membatalkan sebagian besar kenaikan 0,79 persen Aussie pada hari sebelumnya, setelah Beijing mengumumkan stimulus, mengangkat prospek ekonomi untuk mitra dagang utama Australia.

"Tepat ketika terlihat aman untuk berbalik arah secara tiba-tiba dengan posisi beli Aussie pada rebound sentimen China, kejutan penurunan pada inflasi menimbulkan keraguan baru tentang sejauh mana pengetatan RBA lebih lanjut diperlukan," kata Sean Callow, ahli strategi di Westpac, memprediksi mata uang bisa turun di bawah 0,67 dolar AS dalam waktu dekat.

Terhadap yuan China, dolar AS menguat 0,29 persen menjadi 7,1577 yuan dalam perdagangan di luar negeri mengoreksi sebagian dari penurunan 0,67 persen hari sebelumnya.

Baca juga: Yuan terangkat 111 basis poin menjadi 7,1295 terhadap dolar AS
Baca juga: Rupiah tertekan karena sikap "wait and see" jelang keputusan The Fed
Baca juga: Dolar AS naik tipis saat pertemuan Fed dimulai

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023