manusia memiliki daya cipta sebagai bagian inti dari budaya
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendorong kreasi kebudayaan umat Islam melalui peran Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Manusia memang diciptakan oleh Allah SWT sebagai sang pencipta. Tetapi manusia memiliki daya cipta sebagai bagian inti dari budaya," ujar Muhadjir dalam Milad ke-48 MUI di Jakarta, Rabu.

Muhadjir mengatakan tidak mungkin ada budaya tanpa adanya daya cipta dari manusia. Sedangkan penentuan budaya ditentukan oleh pikiran (ide) dan jagat raya (media).

Sementara binatang atau hewan, kata dia, hanya memiliki naluri alami, sehingga tidak bisa menciptakan perubahan.

"Begitu saja dari dulu hingga saat ini. Kita tidak pernah dengar ada sarang lebah dari plastik, kan?," katanya.

Baca juga: Presiden ajak umat Islam jaga dan lestarikan kekayaan budaya Nusantara
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Bisnis dengan asing jangan sampai rusak budaya bangsa


Menurut dia, budaya Islam Indonesia muncul karena adanya ekspresi, ide, dan media. Kemudian menjadi keislaman yang terekspresikan dalam budaya kolektif oleh individu-individu yang muncul secara bersamaan.

"Eksternalisasi, internalisasi, obyektifikasi, ini semua ekspresi budaya. Bahkan sejarah celana mungkin enggak ada," kata dia.

Maka karena itu, ia menegaskan bahwa peran MUI sebagai penjaga dan pelayan umat diharapkan bisa mendorong umat untuk berkreasi dalam hal kebudayaan.

Muhadjir menyarankan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal itu adalah memunculkan sisi pemikiran dan teladan dari para tokoh-tokoh Islam yang diterima banyak pihak.

Sebelumnya, MUI menggelar puncak tasyakur Milad ke-48 yang akan digelar di Griya Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu malam.

Ketua Panitia Pelaksana Milad ke-48 MUI Lukmanul Hakim mengatakan Milad ke-48 menjadi momentum penting untuk menguatkan komitmen kebangsaan dan meningkatkan partisipasi umat dalam pembangunan untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.

Baca juga: Pengamat: "Tepung tawar" bukti akulturasi islam dan budaya Melayu
Baca juga: Wamenkumham: Literasi keagamaan lintas budaya cocok untuk Indonesia
Baca juga: Pemda DIY gelar pameran budaya Mataram Islam di Trenggalek

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023