Singapura (ANTARA) - Dolar melemah di awal sesi Asia pada Kamis pagi, setelah Federal Reserve menyampaikan apa yang beberapa orang harapkan sebagai kenaikan suku bunga terakhirnya, sementara fokus pasar bergeser melintasi Atlantik ke keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) di kemudian hari.

The Fed pada Rabu (26/7/2023) menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin, seperti yang diharapkan, menandai kenaikan suku bunga ke-11 bank sentral dalam 12 pertemuan terakhirnya.

Sementara Ketua Fed Jerome Powell membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan lain pada September, para pedagang tidak yakin, membuat dolar AS melemah secara luas.

Indeks dolar terakhir 0,04 persen lebih rendah pada 101,06, jauh dari puncak dua minggu 101,65 yang dicapai awal pekan ini, meskipun penurunannya diredam karena pasar uang telah memperkirakan kenaikan 25 basis poin pada Rabu (26/7/2023).

Sterling stabil di 1,2935 dolar, setelah menambah sedikit keuntungan terhadap dolar di sesi sebelumnya.

"Kenaikan lain selama beberapa bulan mendatang mungkin terjadi, tetapi kami juga tidak mengesampingkan pertemuan (Rabu) yang menandai akhir dari siklus kenaikan," kata Emin Hajiyev, ekonom senior di Insight Investment.

"(AS) lebih dekat ke akhir siklus kenaikan daripada rekan-rekannya. Perubahan arah ke dovish dari Fed kemungkinan akan memberikan tekanan ke bawah pada dolar AS dalam jangka menengah."

ECB menjadi sorotan berikutnya, dengan investor memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga yang sama sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneternya pada Kamis, dengan fokus pada panduan ke depannya.

Menjelang keputusan suku bunga, euro menguat di 1,1083 dolar.

"ECB tampaknya pasti akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin... Ini seharusnya tidak mengejutkan pasar karena sebagian besar telah ditelegramkan," kata Nadia Gharbi, ekonom senior di Pictet Wealth Management.

"Perdebatan sebenarnya adalah apakah ECB akan menaikkan suku bunga lagi pada September (dan seterusnya)."

Di tempat lain, yen Jepang tetap di bawah tekanan dan turun lebih dari 0,1 persen menjadi 140,43 per dolar menjelang keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BoJ) pada Jumat (28/7/2023), di mana diperkirakan akan mempertahankan sikap kebijakannya yang sangat longgar.

Gubernur BoJ Kazuo Ueda mengatakan pada pertemuan penting pemerintah pada Rabu (26/7/2023) bahwa bank sentral akan mempertahankan kondisi moneter yang akomodatif bagi perusahaan-perusahaan.

Kiwi naik 0,27 persen menjadi 0,6226 dolar AS, sedangkan dolar Australia naik 0,14 persen menjadi 0,6769 dolar AS.

Aussie telah jatuh hampir 0,5 persen di sesi sebelumnya, setelah pembacaan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan mengurangi tekanan untuk kenaikan suku bunga lainnya oleh Bank Sentral Australia (RBA).

Yuan di pasar luar negeri sedikit lebih tinggi menjadi 7,1433 per dolar, meskipun sedang mencari arah karena pasar dibiarkan merasa campur aduk setelah kepemimpinan China berjanji pada pertemuan penting Partai Komunis minggu ini untuk mendukung ekonomi, tetapi menawarkan sangat sedikit detail tentang langkah-langkah spesifik.

"Perekonomian terbesar kedua (di dunia) berkinerja buruk," kata Jarrod Kerr, kepala ekonom di Kiwibank. "China berada dalam posisi di mana mereka mungkin membutuhkan sedikit lebih banyak stimulus untuk mempertahankan semuanya."

Baca juga: Dolar AS jatuh setelah keputusan kenaikan suku bunga Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023