Singapura (ANTARA) - Dolar jatuh di sesi Asia pada Kamis sore, setelah Federal Reserve menyampaikan apa yang diharapkan beberapa orang sebagai kenaikan suku bunga terakhirnya, sementara fokus pasar bergeser melintasi Atlantik ke keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) di kemudian hari.

The Fed pada Rabu (26/7/2023) menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin, seperti yang diharapkan, menandai kenaikan suku bunga ke-11 bank sentral dalam 12 pertemuan terakhirnya.

Sementara Ketua Fed Jerome Powell membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan lain pada September, para pedagang tidak yakin, mengirim dolar AS meluncur di perdagangan Asia pada Kamis.

Itu mendorong dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko lebih tinggi, karena prospek bahwa siklus pengetatan moneter global dapat segera berakhir meningkatkan sentimen.

Dolar Selandia Baru bertahan 0,8 persen lebih tinggi pada 0,6259 dolar AS, setelah sebelumnya melonjak lebih dari 1,0 persen ke level tertinggi satu minggu di 0,6274 dolar AS.

Aussie juga melonjak hampir 1,0 persen ke puncak satu minggu di 0,68195 dolar AS.

"Tentu saja, Fed tidak menutup pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, tetapi tampaknya di sesi Asia, orang mengambil keyakinan kuat bahwa ini bisa menjadi kenaikan terakhir untuk The Fed," kata ahli strategi mata uang Bank of Singapore Moh Siong Sim.

Indeks dolar turun 0,3 persen menjadi 100,81, sementara sterling menyentuh level tertinggi satu minggu di 1,29735 dolar di awal sesi.

Pound Inggris terakhir 0,19 persen lebih tinggi pada 1,2964 dolar.

"(AS) lebih dekat ke akhir siklus kenaikan dibandingkan rekan-rekannya. Perubahan arah ke dovish dari Fed kemungkinan akan memberikan tekanan ke bawah pada dolar AS dalam jangka menengah," kata Emin Hajiyev, ekonom senior di Insight Investment.

ECB menjadi sorotan berikutnya, dengan investor memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga yang sama sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneternya pada Kamis, dengan fokus pada panduan ke depannya.

Menjelang keputusan tersebut, euro naik 0,18 persen menjadi 1,11035 dolar.

"ECB tampaknya pasti akan menaikkan suku bunga simpanan sebesar 25 basis poin... Ini seharusnya tidak mengejutkan pasar karena sebagian besar telah ditelegramkan," kata Nadia Gharbi, ekonom senior di Pictet Wealth Management.

"Perdebatan sebenarnya adalah apakah ECB akan menaikkan suku bunga lagi pada September (dan seterusnya)."

Di tempat lain, yen Jepang tetap di bawah tekanan, meskipun bertahan sekitar 0,3 persen lebih tinggi terhadap dolar AS di 139,84.

Bank Sentral Jepang (BoJ) mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada Jumat (28/7/2023), dan diperkirakan akan mempertahankan sikap kebijakannya yang sangat longgar.

"Perubahan suku bunga kebijakan dan diakhirinya pelonggaran kuantitatif masih jauh berdasarkan komunikasi BoJ," kata Gregor Hirt, kepala investasi global untuk multi aset di Allianz Global Investors.

"Dengan demikian, kami berharap kebijakan akomodatif berlanjut untuk saat ini."

Terhadap dolar yang lebih lemah, yuan beringsut lebih tinggi di pasar domestik dan luar negeri, dengan yuan di luar negeri naik hampir 0,5 persen ke puncak 7,1170 per dolar, level terkuat sejak pertengahan Juni.

Keuntungan industri China memperpanjang laju penurunan dua digit tahun ini menjadi bulan keenam, data pada Kamis menunjukkan, memperkuat dukungan kebijakan lebih lanjut untuk membantu perekonomian.

Baca juga: Yuan naik lagi 30 basis poin menjadi 7,1265 terhadap dolar AS
Baca juga: Saham Asia dibuka menguat setelah kenaikan Fed seperti yang diharapkan
Baca juga: Wall St beragam karena Fed biarkan pintu terbuka untuk kenaikan

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023