Stockholm (ANTARA) - Swedish Television (SVT) pada Selasa (25/7) mengungkap bahwa pada enam bulan pertama tahun ini, sebanyak 3.949 perusahaan mengalami kebangkrutan di Swedia dan angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Mengutip statistik terbaru dari lembaga referensi bisnis dan kredit UC, SVT menyebut lebih dari 28.000 lapangan pekerjaan hilang akibat kebangkrutan pada periode tersebut.

Data UC mengatakan bahwa hotel dan restoran menjadi sektor yang paling terdampak, terutama pada Mei dan Juni ketika jumlah kebangkrutan tercatat 90 persen lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2022.
 
   Sejumlah orang menikmati santapan mereka pada sebuah restoran yang ada di Swedia. Data statistik terbaru dari lembaga referensi bisnis dan kredit UC yang menyatakan bahwa pada enam bulan pertama tahun ini, sebanyak 3.949 perusahaan di Swedia mengalami kebangkrutan dan angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir. (Xinhua)

Hotel dan restoran menjadi sektor yang paling terdampak kebangkrutan. Mengingat industri tersebut padat karya, maka hal ini menyebabkan lingkaran setan untuk lebih banyak lagi memicu kebangkrutan, meningkatnya pengangguran, dan berkurangnya konsumsi, kata Johanna Blome, seorang ekonom di UC.

Meski industri perhotelan merupakan industri yang paling terdampak, jumlah kebangkrutan meningkat di seluruh industri utama, dan meningkat sebesar 83 persen pada industri yang paling terdampak parah dalam enam bulan pertama 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Di wilayah ibu kota, jumlah kebangkrutan naik 23 persen dibandingkan dengan enam bulan pertama 2022, kata UC.

Alasan utama di balik meningkatnya kebangkrutan adalah meningkatnya biaya karena inflasi, ujar Blome.

Menurut data terbaru yang dirilis oleh Statistik Swedia pada 14 Juli, inflasi mencapai 9,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juni.
 
   Seorang pria melintas di depan sebuah hotel yang ada di Swedia, Perhotelan dan restoran menjadi sektor yang paling terdampak kebangkrutan di Swedia, terutama pada Mei dan Juni ketika jumlah kebangkrutan tercatat 90 persen lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2022. (Xinhua)

Sementara itu, Ingela Gullstrand, penasihat bisnis di wilayah Ostergotland, mengatakan kepada SVT bahwa kalangan bisnis harus berurusan dengan biaya lain selain inflasi yang tidak mereka hadapi tahun lalu

"Banyak perusahaan menerima penangguhan pajak selama pandemi (COVID-19) dan pajak-pajak tersebut sekarang harus dibayarkan, jadi ini semacam dampak yang tertunda dari pandemi," tutur Gullstrand.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023