Saya merasa kagum karena Semarang memiliki hamparan sawah cukup besar, yakni hampir 1.700 hektare
Semarang (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen dan tanam padi di Semarang sebagai salah satu upaya untuk memperkuat ketersediaan pangan dalam menghadapi cuaca ekstrem dampak El Nino.

Panen dan tanam padi tersebut dilakukan bersama Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, Semarang, Kamis.

"Hari ini saya bersama Wali Kota Semarang berupaya mempertahankan ketersediaan dan ketahanan pangan dalam menghadapi El Nino," kata Mentan.

Padi yang dipanen adalah padi organik hasil produksi Kelompok Tani Ayem Tenang yang didukung penyubur, seperti kotoran hewan ternak dan cairan biosaka.

"Saya merasa kagum karena Semarang memiliki hamparan sawah cukup besar, yakni hampir 1.700 hektare. Dan ternyata air disini sangat banyak, Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas tidak surut," katanya.

Sejauh ini, kata Syahrul, Semarang adalah daerah strategis yang memiliki hamparan sawah luas dan subur, sekaligus menjadi salah satu daerah penyuplai pangan di Jawa Tengah.

"Karena itu saya berharap Jawa Tengah tangguh dan perlu mengantisipasi apa saja yang menjadi kendala produksi. Dan atas perintah Bapak Presiden, kami harus siap untuk mendukung semua ini," katanya.

Sebagai gambaran, proses panen tersebut didukung dengan pelatihan biosaka atau intensifikasi kearifan lokal yang bagus untuk membantu menyuburkan tanaman dan dorongan penggunaan pupuk organik.

Luas hamparan sawah yang dipanen mencapai 15 ha dengan luasan tanam 5 ha, sementara varietas padi yang digunakan adalah Inpari 43 dengan produktivitas 6,2 ton/ha.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan terimakasih atas perhatian dan dukungan jajaran Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi pangan di wilayahnya.

Ita, sapaan akrab Hevearita menyebutkan bahwa saat ini Semarang memiliki lahan lestari seluas 2000 ha dan lahan produktif seluas 30.000 ha.

"Dan kami sangat bangga pada para petani kami masih punya kelompok tani sebanyak 115 dan kelompok peternak di 110. Jadi masih ada sapi, kerbau dan ada juga kambing," katanya.

Meski kota metropolitan, kata dia, Semarang masih memiliki sawah lestari yang subur dan produktif sehingga diharapkan bisa membantu dalam mewujudkan ketahanan pangan di daerah.

"Pada awal 2023, kami juga mendirikan BUMP (badan usaha milik petani) yang produk-produknya (BUMP) dipamerkan juga di sini sehingga Kota Semarang mampu mengendallikan inflasi menjadi 2,98 persen atau di bawah target nasional 3 persen," pungkasnya.

Baca juga: Jateng siapkan cadangan pangan hadapi El Nino
Baca juga: Gubernur Ganjar ajak petani milenial tingkatkan produksi padi

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023