Instalasi pengolahan air limbah dibangun dengan kapasitas 16.000 m3/ hari atau kira-kira dapat melayani sekitar 22.000 sambungan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat atau Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

“Instalasi pengolahan air limbah dibangun dengan kapasitas 16.000 m3/ hari atau kira-kira dapat melayani sekitar 22.000 sambungan. Mulai dari konsumen rumah tangga, rumah sakit, pertokoan dan perkantoran. Tujuan utamanya adalah untuk kualitas lingkungan yang lebih baik, karena permukiman semakin padat maka limbahnya juga bertambah. Jadi harus kita olah dulu sebelum masuk ke badan air,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Basuki menambahkan Program MSMIP di Makassar ini bertujuan meningkatkan pelayanan air limbah terpadu pada kawasan perkotaan.

Pekerjaannya meliputi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL (waste water treatment plant) dengan teknologi MBBR dan pemasangan jaringan perpipaan sepanjang 6,8 kilometer.

Saat ini progres konstruksi dari seluruh paket pekerjaan Program MSMIP telah mencapai 95 persen, termasuk progres pembangunan IPAL nya. Ditargetkan mulai operasi pada akhir 2023.

Baca juga: DLH Makassar lakukan pemantauan anak Sungai Tallo yang diduga tercemar

Baca juga: Ribuan ton limbah elektronik ancam kesehatan pemulung di Makassar


“Total anggarannya senilai Rp948 miliar, hampir Rp 1 triliun. Saat ini IPAL-nya sudah bisa beroperasi dengan kapasitas 1.200 m3/hari dan akan terus meningkat seiring penyelesaian sambungan pipanya (sewerage system). Mudah-mudahan November 2023 nanti sudah tersambung dan bisa langsung beroperasi,” kata Basuki.

Di Indonesia, Program MSMIP ini diimplementasikan di 4 kota metropolitan, yaitu Makassar, Palembang, Jambi dan Pekanbaru. Nantinya, limbah cair domestik akan dialirkan dari rumah-rumah ke sistem IPAL melalui instalasi perpipaan, tidak lagi menggunakan truk tinja.

Limbah tersebut akan diolah hingga aman kualitas airnya bagi lingkungan. Teknologi yang digunakan adalah Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) yang menggunakan biofilm polyethylene.

Melihat progres pekerjaan yang hampir selesai, Menteri Basuki berpesan kepada semua pihak untuk menjaga kebersihan dan kerapian, serta memperbanyak penghijauan.

“Nanti setelah selesai jangan lupa dirapikan. Kalau ada sisa-sisa material dikeluarkan. Mohon untuk mulai ditanami pohon yang rindang dari sekarang,” kata Basuki.

Baca juga: Kementerian PUPR tuntaskan Proyek Sodetan Sungai Ciliwung di Jakarta

Baca juga: PUPR ajak semua pihak untuk bekerja sama wujudkan sungai berkelanjutan

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023