Ponorogo, Jatim (ANTARA) -
Pertamina menemukan sejumlah bukti adanya penyalahgunaan elpiji bersubsidi di tingkat konsumen di wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sehingga diduga mempengaruhi ketersediaan bahan bakar gas itu di pasaran dalam beberapa pekan terakhir.
 
"Tadi kita sidak di sejumlah agen dan konsumen bersama (pihak) dinas perdagangan dan menemukan konsumen menggunakan gas bersubsidi tapi tidak sesuai peruntukannya," kata Sales Branch Manager Pertamina Rayon VI Kediri, Muhammad Salman Al Farisy usai sidak di Ponorogo, Kamis.
 
Sidak itu telah dilakukan selama dua hari dengan menyasar sejumlah tempat seperti kafe, restoran, hotel, peternakan, hingga tempat-tempat usaha jasa laundry (pencucian).
 
Hasilnya, selalu ditemukan penggunaan elpiji bersubsidi di tempat-tempat usaha itu. Padahal sesuai ketentuan, harusnya sektor usaha riil tersebut tidak boleh menggunakan bahan bakar gas bersubsidi.
 
Sebaliknya, gas bersubsidi hanya boleh digunakan untuk masyarakat miskin, petani, nelayan serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
 
"Masih kami temukan konsumen menggunakan gas bersubsidi tapi tidak sesuai peruntukannya," katanya.
 
Dengan dasar temuan itu, pihaknya langsung memberikan teguran serta menyarankan untuk mengganti dengan gas 12 kilogram saat itu juga.
 
Pasalnya, orang-orang di luar kategori tersebut seharusnya menggunakan elpiji 12 kilogram yang tidak mendapat subsidi.
 
"Kami ganti elpiji subsidi ke non subsidi, harapannya, dengan adanya ini tidak hanya hari ini saja tapi kami harapkan distributor nonsubsidi langsung disalurkan ke mereka agar tetap beli nonsubsidi," katanya.
 
Salman menyebut penyelewengan atas hal guna elpiji melon atau isi tiga kilogram tersebut bisa menjadi salah satu faktor penyebab langkanya gas bersubsidi. Apalagi penggunanya rata rata lebih dari satu tabung.
 
"Itu bisa jadi salah satu indikasi kelangkaan, karana dari jumlah penyaluran kami rasa mencukupi dan belum tepat sasaran itu jadi penyebab adanya kekosongan di beberapa wilayah. Meski Ponorogo saat ini belum langka," katanya
 
Oleh karenanya, untuk meredam isu kelangkaan tersebut Pertamina memberikan penambah kuota tabung tiga kilogram di Ponorogo sebabnya 30 persen dari kebutuhan harian.
 
Meskipun saat kebutuhan akan gas bersubsidi tersebut masih masuk dalam kategori cukup dan aman.
 
"Penambahan penyaluran kurang lebih 30 persen dari hari biasa. Jadi Ponorogo ada tambahan sekitar 10.800 tabung per hari, di luar reguler biasanya," atas M. Salman.

Baca juga: Gubernur Jatim pastikan pasokan elpiji bersubsidi telah terkendali
Baca juga: Pengamat minta Pemerintah memperjelas aturan penggunaan LPG 3 kilogram
Baca juga: Pertamina jamin ketersediaan elpiji 3 kg aman
 
 
 
 
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023