"Tahun ini Bappeda anggarkan untuk studi (studi kelayakan). (Pembangunan) kini kita fokuskan di barat lagi, jangan hanya di timur dari Tanjung Manoami ke arah Dusner untuk jadi kawasan kota baru, kami menyebutnya kawasan pertumbuhan baru,"
Wasior (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat merencanakan pembukaan lokasi baru sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi pada masa mendatang di Distrik Kuri Wamesa, tepatnya di Tanjung Manoami hingga Kampung Dusner.

Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor di Wasior, Jumat, mengatakan pembangunan pusat pemerintahan dan pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir Distrik Kuri Wamesa itu mengingat kawasan semenanjung Wondiboi yang meliputi Distrik Wasior, Wondiboi dan Rasiei yang selama ini menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi sudah cukup padat.

"Tahun ini Bappeda anggarkan untuk studi kelayakan.. Pembangunan kini kita fokuskan di barat lagi, jangan hanya di timur dari Tanjung Manoami ke arah Dusner untuk jadi kawasan kota baru, kami menyebutnya kawasan pertumbuhan baru," ujar Mambor.

Ia memastikan anggaran untuk studi kelayakan kawasan perkotaan baru tersebut telah tersedia dalam APBD 2023 senilai Rp400 juta.

Dalam waktu dekat Bappeda Teluk Wondama bersama tim akademisi akan mulai turun lapangan untuk melakukan kajian.

Mambor menyebut perlunya penyiapan lokasi baru sebagai kawasan pertumbuhan baru di masa depan.

Seiring kemajuan wilayah, kawasan semenanjung Wondiboi yang meliputi Distrik Wasior, Wondiboi dan Rasiei yang selama ini menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi Teluk Wondama diprediksi akan semakin padat akibat pertambahan pemukiman juga aktivitas pembangunan lainnya sehingga membuat daya dukung lingkungan akan menurun.

Kondisi itu bisa berbahaya mengingat wilayah Wasior dan sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana.

"Kenapa harus kita lakukan itu karena kepadatan di sebelah sini sudah semakin padat sementara daerah kita rawan (bencana). Jadi kita harus buka kawasan baru lagi," kata mantan Kepala Bappeda Wondama itu.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023