Jakarta, (ANTARA News) - Sampah yang selalu menjadi masalah bagi Jakarta tidak lagi menjadi masalah pada Pasar Wisata Taman Puring, karena mereka memiliki incenerator atau tungku pembakar sampah. "Sebelum kita memiliki incenerator ini, kita selalu kesulitan mengelola sampah-sampah, terutama ketika Bantar Gebang ditutup, banyak sampah menumpuk yang akhirnya menimbulkan bau serta tidak sedap dipandang mata," ujar Sukiman (40), sekretaris pengelola Pasar Wisata Taman Puring di Jakarta, Kamis (22/6). Incenerator ini merupakan hasil swadaya seluruh pedagang Pasar Wisata Taman Puring dan diresmikan oleh Walikota Jakarta Selatan Dadang Kafrawi pada 30 Juni 2005. "Biaya pemasangan dan pembuatannya mencapai Rp38 juta dan itu semua hasil swadaya seluruh pedagang tanpa bantuan dana dari kelurahan." kata Amran, bendahara pengelola Pasar Wisata Taman Puring. Menurutnya, pihak kelurahan hanya memberikan penyuluhan tentang apa itu incenerator dan bagaimana cara mengelola tungku pembakaran sampah itu. Pihak kelurahan juga yang memberikan rekomendasi untuk membeli alat itu di mana dan kepada siapa. "Kami membeli alat itu di daerah kota. Segala hal teknis itu diatur oleh kelurahan, pihak pasar hanya memberikan dana dan menyediakan tempat di mana incenerator itu akan diletakkan," ujar Sukiman yang juga berdagang alat elektronik di Taman Puring sejak 1987. Incenerator di Taman Puring menggunakan bahan bakar minyak tanah yang per hari menghabiskan empat liter untuk sekali pembakaran. Incenerator ini mampu menampung 1,5 kubik sampah yang akan dibakar kurang lebih selama satu jam. Hasil pembakarannya yang berupa abu akan dikeluarkan seminggu sekali untuk dibuang ke pembuangan sampah akhir. Mahmud (45), petugas kebersihan di Pasar Wisata Taman Puring mengatakan, pembakaran sampah itu dilakukan setiap pukul tujuh malam dan tidak seluruh sampah dapat dibakar karena harus dipilah-pilah dahulu antara sampah basah dan kering, serta sampah yang tidak dapat dibakar seperti kaleng ataupun kaca. Menurut Mahmud, untuk terus mempertahankan pengelolaan sampah itu secara mandiri, para pedagang memberikan kontribusi uang kebersihan Rp 2000 per hari kepada pihak pengelola untuk dipergunakan sebagai biaya perawatan incenerator tersebut. Karena memiliki pengelolaan sampah secara mandiri ini, Pasar Wisata Taman Puring mendapatkan Juara I Lomba Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban Pedagang Kaki Lima Jakarta Selatan (PKL JS) Kotamadya Jakarta Selatan pada tahun 2005.(*)

Copyright © ANTARA 2006