Kegiatan ini banyak memberikan ide-ide kreatif untuk masyarakat mengolah buah naga...
Banyuwangi (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melalui program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) membantu penganekaragaman produk olahan buah naga di Kecamatan Pesanggaran dan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Rektor UGM Prof Ova Emilia saat meninjau lokasi kegiatan KKN-PPM, di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, berharap potensi yang ada di dua kecamatan penghasil buah naga itu dapat dikembangkan dengan beragam ide yang muncul dari sekitar 60 mahasiswa peserta KKN.

"Kegiatan ini banyak memberikan ide-ide kreatif untuk masyarakat mengolah buah naga dan bagaimana menyiapkan produk-produk yang lebih beragam, sehingga akan lebih memberikan nilai tambah untuk monetasi masyarakat ke depan," kata dia.

Menurut Ova, setelah inovasi para mahasiswa diterapkan, tantangan berikutnya adalah bagaimana memasarkan produk olahan yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat.

"Mudah-mudahan ini dapat memberikan stimulan bagi masyarakat untuk berkembang lebih lanjut," ujar dia.

Di Kecamatan Siliragung, salah satu produk unggulan hasil olahan buah naga adalah puding buah naga yang bermanfaat sebagai makanan tambahan bagi balita.

Dengan inovasi itu, para mahasiswa memiliki misi membantu menekan angka stunting di Kecamatan Siliragung atau lebih luas lagi di Kabupaten Banyuwangi yang pada 2022 memiliki angka stunting mencapai 17 persen dari jumlah anak-anak di kabupaten itu.

Koordinator Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit Kecamatan Siliragung Andini Lestari menuturkan selain menarik dan mudah dicerna balita, puding buah naga memiliki kandungan gizi dan vitamin cukup tinggi.

Menurut dia, buah naga memiliki kandungan energi mencapai 49,9 kalori, protein 10 persen, karbohidrat 70 persen, serta vitamin A, B1, B2, serta B6.

"Puding adalah makanan yang lunak dan mampu dicerna oleh anak balita, sehingga menjadi solusi bagi permasalahan stunting," ujar Andini.

Inovasi olahan menarik lainnya adalah bakpia kukus dengan selai terbuat dari buah naga yang dikembangkan di Kecamatan Pesanggaran.

Produk bakpia dengan merek "Nagapia Bites" tersebut memiliki kulit kue yang lembut dan isi buah naga yang manis, sehingga menjadi camilan yang menggugah selera.

"Kami juga mengajarkan bagaimana pembuatan bakpia buah naga itu kepada masyarakat. Ketika masyarakat memiliki waktu untuk panen besar buah naga, mereka dapat memanfaatkan itu untuk membuat bakpia," ujar Koordinator Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit Kecamatan Pesanggaran Dinda Lutfia.

Selain bakpia dan puding buah naga, sejumlah produk olahan lain hasil inovasi mahasiswa KKN-PPM UGM yakni selai buah naga, sabun buah naga kaya antioksidan, pupuk organik cair, hingga urea molasses mineral block.

Camat Pesanggaran Sujono berterima kasih dan mengapresiasi inovasi para mahasiswa UGM yang diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi para petani setempat yang sebagian besar menanam buah naga.

Meski panen buah naga melimpah, menurut Sujono, para petani setempat mengalami kesulitan apabila memasuki musim panen karena harga jual kerap kali terjun bebas akibat produk yang melimpah di pasaran.

"Seperti hukum ekonomi ketika suplainya itu berlebihan kan harganya pasti turun. Itu yang kami harapkan teman-teman mahasiswa UGM nanti bisa membantu," kata dia.

Pada pertengahan 2023, UGM menerjunkan sekitar 7.079 mahasiswa KKN-PPM dari 19 fakultas untuk mengabdi di 31 provinsi, 97 kabupaten, 204 kecamatan, dan lebih dari 400 desa di penjuru Indonesia.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi gandeng eksportir kirim buah naga ke mancanegara
Baca juga: PLN bangun fasilitas "green house" kembangkan pertanian buah naga

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023