Pembelajaran berbasis proyek meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan mendorong mahasiswa berpikir kritis ...
Jakarta (ANTARA) - Pembelajaran berbasis proyek atau project  based learning (PBL) dinilai sebagai salah satu strategi proses belajar yang efektif dalam mencetak lulusan yang siap kerja, terutama pada pendidikan vokasi.

Melalui pembelajaran yang berbasiskan proyek tersebut, mahasiswa dapat saling berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah secara nyata dengan mengaplikasikan teori-teori yang sudah diajarkan.

Salah satu lembaga pendidikan yang sudah menerapkan pembelajaran berbasis proyek yakni Politeknik Negeri Batam (Polibatam), yang pada awal Juli berhasil meraih peringkat tiga dalam kejuaraan RoboCup 2023 Bordeaux France divisi Humanoid League KidSize Soccer Competition di Perancis.

Tim Polibatam yang diberi nama Barelang FC tersebut berhasil mengalahkan tim asal Tiongkok yakni TH-MOS dengan skor 7-0. Pada divisi tersebut, mahasiswa Polibatam membuat robot humanoid dibuat menggunakan dua kaki dan bermain bola layaknya manusia dengan tinggi robot antara 40-90 cm.

“Robot harus mempunyai kemampuan mengenai bola, menggiring, dan menendang untuk mencetak gol ke gawang lawan,” kata perwakilan Barelang FC, Iman Rofiq Syamsul, beberapa waktu lalu.

Dalam ajang tersebut, Barelang FC Polibatam berhasil menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia pada ajang RoboCup 2023. Sebelumnya, tim tersebut berhasil menjuarai berbagai kontes robot tingkat nasional.

Kesempatan untuk mengikuti kontes robot di luar negeri berasal dari prestasi Tim Barelang FC yang berhasil meraih juara dalam beberapa kompetisi di tingkat nasional.

Setelah itu tim ini mengajukan proposal kepada Politeknik Negeri Batam untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional di Prancis.

Keberhasilan tersebut tak lepas dari sistem pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan di Polibatam, khususnya di Prodi Teknik Robotika dan Prodi Teknik Mekatronika.

Metode pembelajaran tersebut mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan mendorong mahasiswa berpikir kritis dalam menyelesaikan tugas yang nyata dan kompleks. Dengan pembelajaran berbasis proyek, mereka juga semakin kreatif dalam perancangan maupun pembuatan robot.

Proses pengembangan robot dimulai dengan mencari tahu peraturan lomba yang akan diikuti sekaligus menjadi tujuan pengembangan. Kemudian, tim merancang strategi dan konsep desain robot sesuai dengan tugas-tugas dalam kompetisi. Kendati demikian, mereka sempat mengalami beberapa tantangan selama menyiapkan robot tersebut.

Tantangannya adalah peraturan lomba yang sangat kompleks dan detail sehingga mereka harus mengatasi masalah teknis, seperti kesalahan mekanik, sensor yang tidak responsif, atau masalah lain dalam pemrograman. Semua tantangan itu dipecahkan secara bersama-sama.

Pengalaman berlaga di luar negeri telah memberikan kesan tersendiri bagi mereka. Selain berkesempatan untuk berkompetisi dengan tim-tim hebat dari berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda, mereka juga dapat langsung mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari di kelas.

“Teori yang dapat langsung diterapkan. Jadi tidak hanya sekadar belajar, tapi langsung dipraktikkan,” ujarnya.

Ketekunan dan keteguhan mengaplikasikan teori-teori ke dalam praktik merancang robot tersebut membuktikan mereka mampu menyejajarkan kreasi mereka dengan tim-tim dari negara-negara lain yang selama ini dikenal lebih maju dalam teknologi robot.

Sementara itu, dosen pembimbing dari Polibatam, Eko Rudiawan mengatakan mahasiswa perlu diberi motivasi untuk berani menghadapi tantangan baru.

Dosen selalu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi dirinya masing-masing di bidang yang mereka sukai. Selain itu, juga selalu menekankan ke mahasiswa untuk tidak minder terhadap kemampuan diri sendiri serta tidak cepat puas dengan perolehan hasil saat ini.

Pembelajaran berbasis proyek diakuinya telah memberikan pengaruh cukup signifikan pada kemampuan mahasiswa, baik di bidang akademik dan nonakademik.

Dengan metode tersebut mahasiswa juga lebih memiliki keleluasaan dalam mengeksplorasi bidang khusus yang mereka minati. Selain itu, metode pembelajaran tersebut dapat menjadi media hand-on atau praktik nyata terhadap apa yang mereka pelajari di kelas ataupun di luar kelas.

Sebelum meraih gelar juara tiga, perjuangan Barelang FC dimulai pada Round Robin 1 yang bertarung dengan tim asal Jerman, Tiongkok, dan Brazil dengan mengumpulkan total 13 gol tanpa kebobolan.

Kemudian pada ronde kedua, Barelang FC kembali membuktikan kelasnya dengan mengalahkan tim asal Korea Selatan dan tim Jerman lainnya. Lalu setelah lolos di babak delapan besar mengandaskan tim Brazil, perjuangan berlanjut ke babak semifinal melawan CIT Brains asal Jepang.

Namun, tim asal Negeri Sakura itu berhasil menghentikan laju Barelang FC ke babak final, hingga akhirnya berhasil memperebutkan juara tiga

Target ke depan tim robot Polibatam adalah meningkatkan capaian prestasi yang telah diperoleh baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu tim robot Polibatam memiliki target lain di bidang penelitian dan pengembangan produk, yaitu meningkatkan jumlah dan kualitas luaran penelitian serta menghasilkan produk yang bermanfaat untuk masyarakat.

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan pembelajaran berbasis proyek tersebut juga dapat membantu mahasiswa untuk menjadi pembelajar yang independen. Metode tersebut digambarkan sebagai bentuk pengajaran kolaborasi yang mana mahasiswa secara terintegrasi menerapkan dan mengerahkan pengetahuan dan kemampuannya untuk dapat memecahkan masalah yang kompleks.

Metode tersebut juga sangat penting untuk diterapkan di institusi pendidikan. Karena, tantangan pada masa depan yang kian kompleks hanya dapat dihadapi dengan menjadi pembelajar sepanjang hayat dan berkolaborasi dengan berbagai pihak.





 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023