Bandung (ANTARA) -
Kementerian Perindustrian menyatakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) saat ini masih menjadi salah satu sektor manufaktur yang menunjang perekonomian Indonesia dan investasi di sektor ini pada kuartal I 2023 meningkat dibandingkan kuartal IV 2022.
 
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kementerian Perindustrian Emmy Suryandari, Minggu, mengatakan, peningkatan investasi di sektor TPT harus dibarengi dengan perbaikan sumber daya manusia (SDM).

Salah satu yang berperan dalam pengembangan SDM industri tekstil adalah Politeknik STTT.
 
Menurut dia, sekolah vokasi seperti Politeknik STTT harus menghasilkan lulusan yang mampu beradapatasi dengan perkembangan industri khususnya di era digitalisasi 4.0.
 
"Sektor industri sekarang dihadapkan dengan revolusi industri dan ini harus bisa diadopsi oleh semua pihak baik kementerian perindustrian hingga para pelaku industri," kata Emmy seusai menghadiri Kongres ke-X IKA ITT-STTT-Politeknik STTT di Kota Bandung.
 
Keberadaan para pekerja di sektor industri TPT seperti lulusan Politeknik STTT harus mampu memberikan masukan kepada penyelenggara pendidikan agar ke depannya penyiapan SDM bisa disesuaikan dengan kebutuhan industri.
 
Dia mengatakan para alumni dari kampus ini pun memiliki peran penting dalam jejaring usaha karena tidak dipungkiri para lulusan dari kampus yang berusia lebih dari 100 tahun ini sudah mempunyai kedudukan baik di pemerintahan maupun perusahaan.
 
"Para senior dari kampus ini yang sekarang sudah ada di berbagai perusahaan atau industri harus bisa membuka kesempatan lebih luas kepada mahasiswa atau lulusan yang bakal menjadi SDM industri TPT ke depannya," kata Emmy.
 
Sementara itu, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan, saat pandemi COVID-19 industri TPT Indonesia memang mengalami tekanan. Namun, perlahan sektor ini mulai memperlihatkan perbaikan.
 
"Industri TPT ini masih jadi salah satu sektor strategis nasional. Bahkan pemerintah menginginkan agar industri TPT ini bisa masuk dalam lima besar dunia pada 2030," kata Adie.
 
Dia mengatakan membutuhkan SDM ini yang harus dibahas semua sektor sehingga industri TPT bisa mendapatkan tenaga kerja handal dan ahli di bidangnya. Dengan demikian, produk dari industri dalam negeri pun bisa bersaing dengan negara lain.
 
Menurut dia, selama ini banyak pihak menilai bahwa industri TPT merupakan salah satu yang masuk kategori sunset industry atau industri yang hampir mati. Namun, hal itu ternyata bertolakbelakang dengan data dan angka yang menunjukkan pertumbuhan pada sektor tersebut.
 
Lebih lanjut ia mengatakan stigma negatif pada industri ini memang tidak bisa dihilangkan dalam waktu dekat.

Untuk itu Industri TPT perlu memperlihatkan bahwa sektor ini mampu memberikan dampak positif pada pendapatan negara.
 
"Gonjang ganjing mengenai tekstil secara global ini ternyata tidak dirasakan di negara lain seperti Korea Selatan dan Taiwan. Itu bisa ada karena ekosistemnya sudah terbentuk, dan ini yang coba kami siapkan," kata dia.

Ketua IKA ITT-STTT-Politeknik STTT Riady Madyadinata menuturkan, persoalan di industri tekstil memang beragam. Penurunan volume produksi pun bukan hanya di Jawa Barat, tapi hampir seluruh daerah yang memiliki kawasan industri TPT.
 
Untuk itu perlu sinergi antara pemangku kebijakan, perusahaan, dan para ahli tekstil agar sektor ini mampu tumbuh kembali usai diterpa pandemik COVID-19.
 
"Kami akan coba berbicara juga dengan seluruh stakholder yang berkepentingan sehingga industri tekstil ini jangan turun terus, tapi harus ada peningkatan," kata Riady.
 
Hal senada juga disampaikan Sekjen IKA Ananta Dwihasto yang menyebut bahwa penguatan industri tekstil harus diperkuat juga dengan peningkatan kapabilitas SDM dalam negeri.

Ini artinya, pabrik tekstil bukan hanya didorong untuk memproduksi produk berkualitas, tapi juga menyiapkan SDM unggul.

"Hal ini menjadi perhatian bersama bahwa industri TPT yang baik dan tetap tumbuh tidak terlepas dari keberadaan SDM berkualitas," kata Ananta.



Baca juga: Menperin siapkan langkah antisipasi ancaman perlambatan industri TPT

Baca juga: Restrukturisasi mesin tingkatkan produktivitas tekstil lebih baik

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023