Jenewa (ANTARA News) - Lembaga pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) pada Jumat mengeritik Turki karena mendeportasi sedikitnya 130 warga Suriah tanpa penelitian dengan cermat dan mendesaknya untuk menyelidiki kerusuhan yang memicu pemulangan yang beberapa saksi mata katakan mereka dipaksa.

Turki membantah pada Kamis pihaknya mengumpulkan dan memulangkan ratusan pengungsi Suriah menyusul kerusuhan di kamp Suleymansah yang berada dekat di perbatasan.

Badan PBB yang berkedudukan di Jenewa itu mengulangi kembali prinsip bahwa pemulangan paksa melanggar hukum internasional dan mengatakan mereka tidak digunakan sebagai "hukuman atau pencegahan".

"UNHCR tak diundang oleh otoritas yang mengurusi pengungsi selama proses pemulangan untuk memantau prosedur. Orang-orang yang berada di bawah perlindungan internasional yang telah melanggar hukum negara tuan rumah dikenai undang-undang nasional dan prosedur hukum yang relevan," kata Kepala Juru Bicara Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi, Melissa Fleming, dalam keterangannya melalui surat elektronik kepada Reuters semalam.

"Pemulangan ke negara asal, bahkan sukarela, juga berlaku atas mereka standar dan prosedur di mana para individu berada dalam risiko ketika kembali," katanya.

Para pengungsi itu kembali ke kawasan-kawasan di bagian utara Suriah yang dikuasai pemberontak.

Pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad telah berlangsung dua tahun. UNHCR tak memiliki akses langsung ke kawasan itu dan tidak mengetahui apa yang terjadi atas mereka.

Dua pengungsi Suriah masih di kamp itu dan seorang pejabat kamp mengatakan mereka dipaksa pulang. Media Turki melaporkan bahwa protes itu mulai terjadi setelah seorang anak laki-laki meninggal dalam kebakaran tenda yang diduga akibat listrik bermasalah.

Para saksi mata mengatakan ratusan warga Suriah dibawa kembali ke tapal batas dengan bus-bus setelah bentrokan-bentrokan terjadi di kamp Suleymansah pada Rabu. Para pengungsi melempar batu ke arah polisi militer yang membalasnya dengan tembakan gas air mata dan air.

"UNHCR akan meminta otoritas menilai isu-isu yang mengarah kepada insiden itu yang pecah di kamp dekat kota Akcakale pada 27 Maret dan bila perlu untuk dilakukan peninjauan ulang atas investigasi," kata Fleming.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan 130 orang, yang teridentifikasi di kamera terlibat dalam provokasi kembali ke Suriah dengan sukarela. Mereka memilih kembali karena tak ingin menghadapi tuntutan atau karena takut aksi balas dendam dari para pengungsi lain.

"Laporan-laporan bahwa kelompok ini diusir melintasi perbatasan tak benar," kata Kemlu dalam pernyataan yang dikutip Reuters.

(SYS/M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013