Washington (ANTRA News) - Mantan Presiden AS Jimmy Carter hari Jumat bertolak ke Myanmar dan Nepal dengan harapan menemukan cara-cara untuk mendorong demokrasi di kedua negara Asia yang sedang dalam masa transisi politik itu.

Carter (80) pertama-tama mengunjungi Nepal, dimana ia akan mendorong partai-partai politik untuk mengadakan pemilihan umum yang tertunda dan melangkah maju ke arah rekonsiliasi setelah perang saudara, kata Carter Center yang berpusat di Atlanta dalam sebuah pernyataan.

Mantan presiden itu kemudian akan pergi ke Myanmar untuk bertemu dengan para pemimpin politik dan masyarakat sipil ketika pemerintah militer mendorong reformasi yang mencakup pengenduran sensor pers dan pembebasan tahanan.

Kunjungan Carter itu dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai kekerasan keagamaan di Myanmar, yang juga dikenal sebagai Birma, dimana sedikitnya 40 orang tewas dalam kerusuhan anti-muslim yang dipimpin oleh anggota-anggota masyarakat mayoritas Budha.

Sejak meninggalkan Gedung Putih pada 1981, Carter tetap melakukan upaya-upaya perdamaian dan melaksanakan program anti-kemiskinan di berbagai penjuru dunia.

Mantan Presiden AS itu memperoleh Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002, demikian AFP.

(M014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013