Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Prefektur Miyagi, Jepang melakukan kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan dengan fokus penyiapan specified skilled workers (SSW) atau pekerja terampil khusus.

Indonesia dan Jepang, khususnya Prefektur Miyagi, dari sisi potensi sektor perikanan memiliki kesamaan karakteristik.

"Kesamaan ini menjadi kekuatan Indonesia dan Prefektur Miyagi untuk bekerja sama di bidang pertukaran tenaga kerja untuk membantu mempertahankan industri perikanan di Jepang dan mendukung pengembangan SDM di sektor perikanan Indonesia," ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) I Nyoman Radiarta dalam siaran resminya, Selasa.

Hal tersebut, lanjut dia menjadi faktor pendukung yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari delapan negara Asean yang mendapat prioritas pengiriman tenaga kerja terampil tertentu di Jepang.

Dengan besarnya permintaan Jepang terhadap SSW Indonesia, maka pihaknya mengupayakan untuk mengetahui keberadaan, kondisi, kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi para pekerja.

Nyoman juga mengusulkan kerja sama terutama bagi pencapaian kelayakan lulusan untuk bekerja di Jepang level 1 dan 2 SSW meliputi pelatihan bahasa dan budaya Jepang, magang di perusahaan Jepang agar memenuhi persyaratan menjadi SSW.

Hal lain yakni, mendorong penandatanganan kesepakatan dengan Prefektur Miyagi dan mendorong implementasi pertukaran pelajar, dosen dan tenaga kependidikan melalui program Summer School dari Jepang ke Indonesia dan sebaliknya.

Sementara itu, Gubernur Prefektur Miyagi, Yoshihiro Murai mengatakan, pihaknya membutuhkan SDM Indonesia untuk bekerja di sektor perikanan di Jepang.

"Saat ini peserta magang di Jepang yang terbanyak adalah Vietnam dan Indonesia, dengan jumlah yang hampir sama. Ke depannya, Indonesia dapat menyusul melebihi Vietnam," ujarnya.

Karena itu pihaknya menyampaikan ketertarikan untuk bermitra dengan BPPSDM, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Ia juga mendorong percepatan penandatangan kerja sama dengan BPPSDM dalam waktu dekat.

Anggota DPRD Prefektur Miyagi Kazuyoshi Hatakeyama turut mengatakan, Jepang memiliki teknologi canggih di sektor perikanan, akan tetapi memiliki jumlah SDM yang sangat terbatas, terutama untuk usia muda.

Sementara Indonesia, dikatakannya memiliki jumlah SDM perikanan yang banyak, sehingga diharapkan SDM Indonesia tersebut dapat bekerja di sektor perikanan Jepang, khususnya di Prefektur Miyagi.

Baca juga: KKP tambah satu unit kapal pengawas dari Jepang

Baca juga: KKP rayakan kemerdekaan dengan ekspor 2.533 kg Tuna Papua ke Jepang


Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023