Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie menilai figur yang datang dari kalangan Nahdatul Ulama (NU) dapat menambal kelemahan bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan, apabila bersanding pada Pilpres 2024.

“Yang kita anggap bisa menambal kelemahan Anies, yaitu dari lingkungan Nahdlatul ulama, kader dari Nahdlatul Ulama,” kata Gus Choi, sapaan karibnya, dalam diskusi Gelora Talks bertajuk “Menakar Format Koalisi Capres pada Pemilu 2024” dipantau melalui kanal YouTube geloraTV, Jakarta, Rabu.

Sebab, kata dia, figur dari kalangan NU tersebut dapat mendongkrak perolehan suara Anies Baswedan yang lemah pada basis pemilihan Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagaimana hasil survei sejumlah lembaga.

“Oleh karena itu, cari figur. Siapa mereka? Nah, di sini karena mereka pada umumnya adalah basis Nahdliyin, maka figur Nahdliyin itu yang kita inginkan,” tuturnya.

Dia juga menyebut figur yang mampu menambah kekuatan tersebut dibutuhkan, sebab KPP yang terdiri dari Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat merupakan partai politik menengah.

“Tiga partai ini partai kelas menengah, bukan partai pemenang, bukan partai nomor dua, tapi menengah. Oleh karena menengah maka kekuatannya terbatas kalau lihat hasil Pemilu 2019 yang kemarin, maka kami NasDem berpikir mencari sosok figur yang bisa menambah kekuatan,” tuturnya.

Sehingga, lanjut dia, partai politik anggota KPP pun harus legowo, apabila bakal cawapres pendamping Anies datang dari luar koalisi sebagai strategi mendulang suara pada Pilpres 2024.

“Sehingga bisa ada harapan untuk memenangkan pertarungan. Siapa mereka? Tiga Partai ini harus legowo, tidak harus dari tiga partai ini, PKS atau Demokrat, apalagi NasDem, tidak, NasDem tidak pernah mengajukan dirinya untuk menjadi wapresnya Anies,” katanya.

Meski demikian, pada akhirnya dia menyerahkan keputusan penentuan bakal calon wakil presiden (cawapres) kepada Anies Baswedan.

“Apa yang terjadi akan datang kita tidak tahu karena semuanya sudah diserahkan sepenuhnya kepada Mas Anies. Silakan dipilih siapa saja, terserah,” ucapnya.

Adapun terkait adanya penilaian yang menempatkan Anies Baswedan sebagai sosok sayap kanan, dia menyebut hal tersebut hanyalah cap atau framing belaka.

“Sebetulnya Anies itu ya bukan kanan. Bagaimana dia kanan? Dia cucunya pahlawan nasional dan Anies sekolahnya pernah di Amerika, ibunya di Amerika itu ibu yang diikutinya itu, itu adalah Katolik atau Kristen, begitu kan. Jadi dia hanya cap, framing bahwa dia kanan,” ujarnya.

Untuk itu, Gus Choi menolak bahwa Partai NasDem mengusung Anies karena latar belakang cap agama yang keislaman. “Secara pendidikan oke, secara latar belakang keluarga oke, secara track record oke,” kata dia.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2024 mulai 19 Oktober hingga 25 November 2023.

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) disebutkan bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari total kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini terdapat 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI atau pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Baca juga: AHY soal pengumuman bacawapres: Harus taktis, waktu tinggal 7 bulan
Baca juga: Anies Baswedan: Cawapres diumumkan pada waktunya

 

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2023