Singapura (ANTARA) - Dolar bertengger di dekat level tertinggi empat minggu di awal sesi Asia pada Kamis, mengabaikan penurunan peringkat kredit AS yang meragukan prospek fiskal negara itu, dan sebaliknya mendapat dukungan dari data penggajian swasta yang kuat.

Data pada Rabu (2/8/2023) menunjukkan gaji swasta AS naik lebih dari yang diharapkan pada Juli mendorong greenback, karena angka tersebut menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan yang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga AS lebih tinggi lebih lama.

Itu mengirim indeks dolar ke level tertinggi sejak 7 Juli di sesi sebelumnya. Indeks terakhir di 102,56, tidak jauh dari puncak Rabu (2/8/2023) di 102,78.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga tetap tinggi di awal perdagangan Asia, dengan imbal hasil acuan 10-tahun terakhir di 4,0977 persen, setelah melonjak ke level tertinggi sejak November di 4,1260 persen pada Rabu (2/8/2023).

Euro naik 0,06 persen menjadi 1,0944 dolar, memulihkan sebagian kerugiannya dari sesi sebelumnya.

"Angka ADP yang kuat, sejauh ini dianggap sebagai ukuran penggajian non-pertanian, seolah-olah memunculkan banyak keuntungan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar AS," kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank.

Laporan penggajian non-pertanian AS yang diawasi ketat akan dirilis pada Jumat (4/8/2023).

Pedagang lain mengatakan bahwa gelombang baru penghindaran risiko setelah lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat kredit tertinggi pemerintah AS juga memicu beberapa pembelian safe-haven, memberikan dukungan kepada dolar.

Langkah tersebut, yang mendapat tanggapan marah dari Gedung Putih dan membuat beberapa investor tercengang, telah memicu aksi jual di Wall Street pada sesi sebelumnya.

Sentimen penghindaran risiko juga merugikan dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko, yang masing-masing anjlok lebih dari 1,0 persen pada Rabu (2/8/2023).

"Aset-aset berisiko lebih terpengaruh oleh penurunan peringkat Fitch," kata Tina Teng, analis pasar di CMC Markets. "Dolar AS sebenarnya menguat terhadap sebagian besar mata uang lainnya (dan) ada perdagangan penghindaran risiko di semua kelas aset."

Di tempat lain, sterling menambahkan 0,02 persen menjadi 1,2714 dolar menjelang keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Inggris pada Kamis, di mana bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga ke level tertinggi 15 tahun sebesar 5,25 persen dari 5,0 persen.

Yen naik sedikit lebih tinggi ke 143,31 per dolar, meskipun melemah di dekat level terendah tiga minggu di 143,545 yang dicapai awal pekan ini.

Mata uang Jepang telah berada di bawah tekanan minggu ini bahkan ketika Bank Sentral Jepang pada Jumat (28/7/2023) melonggarkan cengkeramannya pada suku bunga. Pembuat kebijakan juga dengan cepat menolak spekulasi bahwa langkah tersebut merupakan awal dari keluarnya dari kebijakan ultra-longgar bank sentral dalam waktu dekat.

"Pelemahan kemungkinan didorong oleh pelepasan normalisasi kebijakan perdagangan yang lebih signifikan," kata Karen Fishman, ahli strategi senior di Goldman Sachs.

Aussie terakhir 0,14 persen lebih tinggi pada 0,65465 dolar AS, setelah awalnya memperpanjang kenaikannya saat data menunjukkan aktivitas jasa-jasa China berkembang pada kecepatan yang sedikit lebih cepat pada Juli. Kiwi turun 0,02 persen menjadi 0,6079 dolar AS.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023