Vietnam menyatakan dukungan dan apresiasinya atas peran dan inisiatif Indonesia dalam Keketuaan ASEAN ...
Jakarta (ANTARA) - Presiden Majelis Nasional Republik Sosialis Vietnam Vuong Dinh Hue akan melakukan kunjungan kerja pada 4-7 Agustus 2023 ke Indonesia dan menghadiri pertemuan ke-44 Majelis Umum Antar-Parlemen (AIPA).

Kunjungan Vuong Dinh Hue sangat penting dan menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Vietnam mementingkan hubungan bilateral dengan Indonesia dan ingin berkontribusi untuk membangun lingkungan yang damai, stabil, dan sejahtera di kawasan.

Mengenai hubungan Vietnam-Indonesia, kedua bangsa dan negara itu bergandengan tangan dalam solidaritas untuk memperjuangkan kemerdekaan nasional.

Kondisi ini adalah hasil dari kepemimpinan yang cerdas dan persahabatan antara Presiden Vietnam Ho Chi Minh dan Presiden RI Soekarno, serta hubungan konstruktif yang dibangun kedua bangsa.

Pada 2023, kedua negara berharap dapat merayakan ulang tahun ke-10 pembentukan Kemitraan Strategis dengan harapan dapat lebih meningkatkan kerja sama di semua bidang mulai dari diplomasi, politik, ekonomi, dan budaya, hingga pertukaran antar-orang.

Selama merebaknya pandemi infeksi virus Corona (COVID-19), rakyat kedua negara mempromosikan semangat saling menyayangi, mendukung, dan membantu memerangi pandemi bersama.

Pada puncak pandemi, masa-masa paling menegangkan dan sulit, para pemimpin Vietnam dan Indonesia secara teratur mempertahankan saluran diplomatik, bertukar pandangan untuk mengatasi kesulitan, dan berdiskusi guna mencari solusi mencegah penyebaran virus dan wabah penyakit.

Kedua negara juga berbagi beban dengan negara-negara anggota ASEAN untuk membangun mekanisme kerja sama pencegahan penyebaran COVID-19 dan secara bertahap memperluas jaringan vaksinasi bagi masyarakat.

Berjuang dan menang melawan pandemi COVID-19, rakyat Vietnam dan Indonesia bergandengan tangan untuk membangun kembali perekonomian nasional.

Kerja sama ekonomi itu terlihat dari omzet perdagangan bilateral pada 2021 mencapai 11,5 miliar dolar AS, meningkat 40 persen dibandingkan pada 2020, melebihi target 10 miliar dolar yang telah ditetapkan kedua belah pihak dalam rencana aksi untuk mengimplementasikan kemitraan strategis bertahap.

Untuk lebih memperkuat kemitraan pada masa depan, kedua pihak sepakat mempromosikan penyelesaian Rencana Aksi untuk periode 2024-2028 sebagai orientasi kerja sama bilateral di masa depan, mengarahkan nilai perdagangan dua arah mencapai 15 miliar dolar AS pada 2028.

Nilai perdagangan kedua negara pada masa mendatang diperkirakan terus membesar seiring dengan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara tersebut.

Vietnam termasuk mitra strategis Indonesia di Asia Tenggara. Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Vietnam ke Indonesia pada 2022, kedua negara menyelesaikan perundingan penetapan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Saat ini, kedua pihak sedang menyelesaikan prosedur yang ditentukan untuk mendorong lembaga legislatif masing-masing negara mempertimbangkan ratifikasi untuk segera mengimplementasikan perjanjian penting ini.

Hasil negosiasi tentang penetapan batas ZEE adalah bukti meyakinkan bahwa negara-negara dapat sepenuhnya menyelesaikan perselisihan dengan cara damai, berdasarkan hukum internasional, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

Penyelesaian prosedur untuk perjanjian ini akan membantu kedua negara memperluas kerja sama, antara lain, di bidang pengolahan, akuakultur, dan kerja sama perikanan, yang berkontribusi untuk memastikan ketahanan pangan bagi kawasan ini.

Mengenai kerja sama parlemen dengan badan legislatif lainnya, Vietnam secara aktif berpartisipasi dalam forum multilateral, organisasi antar-parlemen regional dan internasional.

Majelis Nasional Vietnam dan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama pada Maret 2010.

Majelis Nasional Vietnam ingin memperdalam substansi Kemitraan Strategis antara kedua negara dengan lebih mempromosikan kegiatan kerja sama dengan badan legislatif Indonesia, seperti meningkatkan pertukaran delegasi di semua tingkatan, mempromosikan pertukaran dan kerja sama antara komite profesional, serta kelompok parlemen persahabatan.

Majelis Nasional Vietnam juga ingin mempromosikan pertukaran informasi dan pengalaman dengan Majelis Nasional Indonesia tentang pekerjaan legislatif, pengawasan konten yang terkait dengan pemulihan ekonomi dan sosial setelah pandemi COVID-19, dan isu global seperti transformasi digital.

Kedua negara perlu terus memperkuat pertukaran delegasi, mempromosikan kerja sama yang lebih dalam di bidang kekuatan masing-masing negara, dan pada saat sama mempromosikan ratifikasi perjanjian terkait. Juga mengawasi agar pelaksanaan perjanjian dan kesepakatan antara kedua negara serta perjanjian internasional di mana kedua negara menjadi anggota efektif, membawa manfaat praktis dan efektif bagi kedua negara.

Di bidang multilateral, Vietnam menyatakan dukungan dan apresiasinya atas peran dan inisiatif Indonesia dalam Keketuaan ASEAN sepanjang 2023 dan upaya Jakarta untuk terus menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di tingkat regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan di tingkat global.

Mengenai krisis politik di Myanmar, Vietnam sangat mementingkan implementasi penuh Konsensus Lima Poin karena merupakan dasar untuk membuka jalan bagi proses rekonsiliasi nasional serta mewujudkan demokrasi di Myanmar.

Berkenaan dengan masalah Laut China Selatan, yang oleh pihak Vietnam disebut Laut Timur, Vietnam dan negara-negara ASEAN mempromosikan negosiasi Code of Conduct (COC) secara substantif dan efektif, menghormati kedaulatan dan kepentingan pihak-pihak terkait berdasarkan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.






*) Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi Kantor Berita ANTARA

*) Penulis adalah mantan pewarta Kantor Berita ANTARA.

Copyright © ANTARA 2023