Jakarta (ANTARA) -
Dokter konselor laktasi RS Pondok Indah dr Fitra Sukrita Irsal, IBCLC memahami adakalanya ibu menyusui yang bekerja mengalami stres di kantor sehingga menyebabkan produksi ASI-nya menurun.
 
Menurut dia, dalam webinar, Kamis, untuk meningkatkan produksi, salah satunya bisa dengan ibu menyusui bayi sesering mungkin saat berada di rumah.
 
"Saat sudah dekat waktu pulang, bilang pada pengasuh agar bayi diberi ASI sebagai camilan supaya saat ibu pulang dia bisa minum banyak," kata Fitra.
 
Selain itu, saat malam hari, ibu bisa mencoba lebih sering menyusui bayinya. Fitra mengatakan, ibu bekerja biasanya lebih banyak bangun malam dan sebisa mungkin manfaatkanlah kesempatan itu untuk menyusui bayi, termasuk bila biasanya hanya sebelah payudara, menjadi kedua payudara.
Upaya lain yang dapat dilakukan yakni mengosongkan payudara setelah bayi selesai menyusu karena saat payudara kosong, tubuh akan mendapatkan sinyal memproduksi ASI lebih banyak.
 
"Lalu waktu saat akhir pekan, susui langsung full tanpa gunakan ASI perah, susui sampai bayi kenyang. Bila selesai masih ada sisa, kosongkan saja payudara supaya naik lagi produksinya," saran Fitra.
 
Di sisi lain ibu tetap perlu mengatur istirahat dan memahami cara agar bisa menyusui secara rileks misalnya dengan mempelajari teknik menyusui seperti membiasakan diri menyusui dalam posisi tidur.
 
"Jadi pas malam itu enggak usah bangun sampai bangkit duduk, bisa sambil tiduran miring. Bayi usia tiga bulan biasanya sudah cukup besar jadi bisa disusui miring," kata Fitra.

Dia menambahkan, masing-masing ibu menyusui bisa memproduksi jumlah ASI yang sama dalam 24 jam. Hanya saja, sebagian mereka memiliki wadah penampung yang besar, sementara lainnya kecil dan ASI biasanya tak akan diproduksi sebelum payudara dikosongkan.

Baca juga: AIMI: Ukuran payudara tak pengaruhi banyaknya jumlah produksi ASI

Baca juga: Menyusui lebih sering buat ASI makin lancar

Baca juga: Cerita Mytha Lestari gunakan naluri keibuan untuk kali pertama

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023