Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia yang memimpin pertemuan pejabat senior sektor pertahanan ASEAN (ADSOM) dan delapan negara mitra ASEAN (ADSOM-Plus) di Jakarta, Kamis, menekankan Sentralitas ASEAN untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan di kawasan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI Marsekal Madya (Marsdya) TNI Donny Ermawan Taufanto, yang mewakili pemerintah Indonesia dalam dua pertemuan itu, menjelaskan bahwa Sentralitas ASEAN menjadi pedoman karena suara-suara negara anggota ASEAN perlu menjadi prioritas demi mencegah adanya tekanan dan intervensi dari negara-negara lain di luar kawasan.

"Kami memiliki apa yang dinamakan ASEAN Centrality (Sentralitas ASEAN), bagaimana suara-suara negara ASEAN adalah yang utama di kawasan ini sehingga itu menjadi hal yang sangat dihormati," kata Sekjen Kemhan RI saat taklimat media di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, beberapa kali disampaikan oleh beberapa negara, negara plus (mitra ASEAN) bahwa mereka sangat menghormati ASEAN Centrality tersebut, di antaranya bagaimana menyelesaikan permasalahan dengan dialog dengan hal-hal yang tidak menggunakan kekuatan senjata dan lain sebagainya.

Dalam ADSOM-Plus, negara-negara anggota ASEAN turut membahas ancaman dan tantangan yang dihadapi di kawasan bersama delapan negara mitra ASEAN, yaitu Australia, Selandia Baru, India, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat.

"Jadi, ada delapan mitra dialog kami yang kami ajak bicara. Intinya terkait dengan peace (perdamaian), prosperity (kesejahteraan), dan security (keamanan). Bagaimana kita menjadikan Asia Tenggara ini menjadi area yang aman dan damai sehingga kita bisa menjadi epicentrum dari growth (pusat pertumbuhan ekonomi) sebagaimana yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah," kata Marsdya Donny.

Kepemimpinan Indonesia di ADSOM dan ADSOM-Plus merupakan bagian dari keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Hasil pertemuan tingkat pejabat senior itu nantinya menjadi masukan untuk pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN (ADMM) dan pertemuan dengan negara-negara mitra (ADMM) di Jakarta pada tanggal 15–16 November 2023.

Baca juga: Indonesia tekankan pentingnya bangun saling percaya pada ASPC ke-20
Baca juga: Sekjen Kemhan sambut kepulangan Satgas Bantuan Kemanusiaan Turki


Tema utama yang diangkat Indonesia dalam kepemimpinannya di ASEAN tahun ini, ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Dari tema besar itu, rangkaian pertemuan negara-negara ASEAN bidang pertahanan, yang dimulai dari ADSOM WG, ADSOM-Plus WG, ADSOM, ADSOM-Plus, ADMM, dan ADMM-Plus, mengusung tema Peace, Prosperity, and Security.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Kemhan RI mengatakan bahwa Indonesia mengupayakan ada kerja sama konkret dari dua pertemuan itu.

Marsdya Donny menyebut beberapa hasil konkret yang dirumuskan dalam dua pertemuan itu mencakup rangkuman diskusi (discussion paper), naskah perumusan konsep (concept paper), termasuk juga pembahasan mengenai teknis latihan bersama antarsesama negara ASEAN dan delapan negara mitra ASEAN.

"Banyak yang kami dapatkan dari kerja sama ini baik itu di level diskusi, kita ada namanya discussion paper ataupun concept paper, sampai pada teknis pelaksanaan latihan-latihan bersama," katanya.

Sekjen Kemhan RI melanjutkan, "Jadi, negara-negara ASEAN melaksanakan latihan-latihan bersama dengan negara-negara plus yang saya sebutkan tadi."

Ia berpendapat bahwa hal itu memberikan dampak pada kerja sama yang baik dengan negara-negara plus tersebut.

"Ini juga memberikan dampak yang positif juga pada negara-negara ASEAN karena kami membawa negara mitra tersebut untuk mengikuti cara berpikir negara-negara ASEAN ini," kata dia.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023