Pasar valas tidak terlalu tertarik untuk memperpanjang posisi, terutama menjelang laporan payrolls
Tokyo (ANTARA) - Dolar mundur dari level tertinggi empat minggu terhadap mata uang utama lainnya di awal sesi Asia pada Jumat pagi, karena investor melihat ke depan untuk laporan pekerjaan utama (data penggajian non-pertanian) yang dapat mempengaruhi jalur suku bunga AS.

Sterling diperdagangkan sedikit lebih tinggi setelah memulihkan kerugian spontan menyusul keputusan Bank Sentral Inggris (BoE) untuk mengurangi kenaikan suku bunga menjadi seperempat poin pada Kamis (3/8/2023).

Yen melayang di dekat pertengahan kisaran perdagangannya minggu ini karena para pedagang mencoba untuk mengukur toleransi Bank Sentral Jepang untuk imbal hasil yang lebih tinggi menyusul penyesuaian kebijakan yang mengejutkan minggu lalu.

Sementara itu, dolar Australia yang sensitif terhadap risiko menguat di tengah rebound pada saham China dan ekuitas berjangka AS.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mitra, turun tipis 0,07 persen menjadi 102,38 di awal Asia. Pada Kamis (3/8/2023), indeks telah terdorong ke tertinggi sejak 7 Juli di 102,84, tetapi kehilangan tenaga di menjelang laporan penggajian non-pertanian pada Jumat.

Namun, dolar sedikit lebih tinggi menjadi 142,64 yen, dibantu oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang ke level tertinggi hampir sembilan bulan di 4,198 persen semalam.

Sterling naik 0,17 persen menjadi 1,27305 dolar, setelah turun serendah 1,2620 dolar pada Kamis (3/8/2023) untuk pertama kalinya sejak 30 Juni setelah keputusan BoE, meskipun ada peringatan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.

Euro naik 0,06 persen menjadi 1,09585 dolar.

"Pasar valas tidak terlalu tertarik untuk memperpanjang posisi, terutama menjelang laporan payrolls," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank, mencatat bahwa dolar belum memperpanjang kenaikan ke tingkat yang diharapkan berdasarkan pada kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah.

Pada saat yang sama, "kecuali atau sampai apa yang terjadi dengan imbal hasil obligasi pemerintah berbalik, tidak ada prospek dolar-yen yang berarti turun di sini, kecuali kita melihat penurunan yang sangat dramatis dalam sentimen risiko," tambahnya, dikutip dari Reuters.

Dalam hal BoE, "pesan bahwa suku bunga tidak turun mungkin secepat yang mungkin terjadi di AS atau di tempat lain adalah kekuatan positif untuk sterling, asalkan ekonomi Inggris dapat menghindari resesi," kata Attrill.

Bank Sentral Eropa pekan lalu mengisyaratkan akan mengambil jeda pada pertemuan berikutnya pada September karena inflasi terus turun dan pertumbuhan melemah.

Sementara itu, Aussie naik 0,5 persen menjadi 0,65815 dolar AS, melanjutkan pemulihannya dari level terendah dua bulan sehari sebelumnya di 0,6514 dolar AS. Meskipun Bank Sentral Australia mengatakan dalam pernyataan kebijakan moneter triwulanannya bahwa inflasi menuju ke arah yang benar, meredupkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Aussie telah meluncur sejak pertengahan Juli di tengah penurunan harga-harga komoditas dan lambatnya pemulihan mitra dagang utama Australia, China, dari tiga tahun pembatasan pandemi.

Baca juga: Yuan China terangkat 77 basis poin menjadi 7,1418 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar mundur dari puncak 4-minggu, sterling jatuh setelah kenaikan BoE
Baca juga: Dolar menguat, ketahanan ekonomi AS kalahkan ketidakpastian fiskal

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023