"Kegiatan ini masuk dalam program pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di Bidang Perempuan dan Anak FKPT Kaltara,"
Tarakan (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Utara menggelar kegiatan pencegahan radikalisme dan terorisme bagi 110 pelajar setingkat sekolah dasar (SD) dalam program "Salam Anak Indonesia, Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia".

"Kegiatan ini masuk dalam program pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di Bidang Perempuan dan Anak FKPT Kaltara," kata Ketua FKPT Kaltara Datu Iskandar Zulkarnaen di Tarakan, Jumat.

Latar belakang kegiatan dilaksanakan 2 hingga 4 Agustus 2023 bertempat di Aula SD Utama 02 Tarakan, Kota Tarakan, Provinsi Kaltara karena anak sekolah termasuk kelompok yang rentan menjadi korban.

Hal itu berdasarkan penelitian BNPT pada 2020 bahwa indeks potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan, urban dan generasi muda.

"Artinya, entitas ini harus diwaspadai dan terus menjadi sasaran utama dalam melakukan kontra radikalisme dan peningkatan daya tangkal, terutama generasi muda ini," paparnya.

Penting perlindungan bagi anak, kata dia, selain ini mereka adalah agen perubahan dalam memberikan edukasi kepada teman sebaya agar tidak terpapar paham radikal terorisme.

Potensi radikalisme melalui indoktrinasi dalam lingkungan keluarga adalah hal sangat berbahaya karena anak hanya mempercayai keluarganya.

Merujuk ancaman itu, maka perlu penanaman nilai-nilai Pancasila dan toleransi terhadap sesama sejak usia dini dalam pencegahan paham radikal terorisme melalui program yang melibatkan generasi muda, khususnya anak-anak SD.

"Perlu adanya pemahaman nilai-nilai pancasila dan terorisme pada kalangan generasi muda untuk mencegah terpaparnya paham radikalisme di kalangan anak-anak kita," katanya.

"Kami mengharapkan semua pihak ikut serta dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak kita dalam rangka menumbuhkan sikap toleransi serta cinta tanah air kepada bangsa Indonesia. Semoga kegiatan ini dapat menanamkan sikap toleransi kepada anak-anak kita," imbuh dia.

Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT RI dalam sambutan tertulis dibacakan oleh Ahmad Fauzi Kasi Identifikasi Narapidana BNPT RI menyatakan kini merupakan waktu yang tepat untuk menumbuhkan sikap mental yang kuat.

"Tingkatkan cinta tanah air kepada anak-anak kita. Anak Indonesia merupakan aset dan kekayaan bangsa Indonesia. Dunia pendidikan di sekolah merupakan wadah untuk pendidikan bagi perkembangan karakter anak-anak kita. Biasakan hal-hal yang baik dan positif harus dikembangkan di sekolah-sekolah," katanya.

Pengembangan kecakapan anak-anak salah satunya pengembangan literasi. Dimulai dengan baca tulis, kewarganegaraan dan budaya. Perlu adanya perencanaan dan komitmen yang tinggi turut mengembang kemampuan literasi anak.

"Kesempatan yang dihadirkan oleh BNPT dan FKPT ini merupakan salah satu upaya untuk mengajak anak-anak kita untuk meningkatkan cinta tanah air. Kegiatan literasi ini merupakan kegiatan yang harus dikembangkan oleh para guru kita," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tarakan Effendi Djuprianto mengatakan adanya kebersamaan sehingga paham radikalisme dan terorisme tidak berkembang di kota Tarakan.

"Namun kita tetap waspada karena masalah kesejahteraan dan keadilan menjadi isu oleh kalangan teroris untuk melakukan aksi-aksi terorisme," paparnya.

Ia menyebut anak-anak menjadi alat yang rentan terhadap ajaran-ajaran radikalisme. Unsur pendidikan dan semuanya harus dilibatkan dalam pencegahan terorisme.

"Program-program pencegahan paham radikalisme dan terorisme harus kita galakkan di sektor pendidikan-pendidikan kita," katanya.

Hadir dalam kegiatan itu, antara lain Zaenal Fanani Kesbangpol Kota Tarakan, pejabat dari Dinas Pendidikan Tarakan dan Kementerian Agama Tarakan, DP3AP2KB Tarakan dan Kepala Sekolah SD Utama 02 Tarakan.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023