Surabaya (ANTARA) - Pemimpin DPRD Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, mendorong pengembangan program padat karya untuk memfasilitasi warga miskin memperoleh penghasilan.

Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony menyampaikan bahwa hampir setiap bagian wilayah Kota Surabaya kini sudah memiliki kegiatan usaha padat karya yang memperkerjakan warga miskin, mulai dari usaha produksi paving block, rumah jahit, jasa cuci kendaraan, jasa potong rambut, hingga kafe.

"Spirit masyarakat dalam bekerja di usaha padat karya terlihat, seperti di pabrik paving (block) di kawasan Siwalankerto. Meski baru produksi kurang dari sebulan dan belum menghasilkan pendapatan, mereka optimistis ke depan harkat dan martabat bisa terangkat," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers dewan perwakilan rakyat daerah di Surabaya, Senin.

Thony sudah meninjau usaha padat karya pembuatan paving block di lingkungan Rukun Warga (RW) 06 Siwalankerto, termasuk melihat para pekerja yang terdiri atas warga miskin membuat paving block

​​​​"Saya melihat spirit mereka yang akan merasakan dari sisi prestasi dan penghasilan tiap bulan, sehingga perlu didorong lagi agar lebih cepat menghasilkan," katanya.

Dia mengemukakan bahwa animo warga untuk bekerja di pabrik paving block RW 06 tinggi, terlihat dari banyaknya warga yang meminta kepada ketua RW untuk dipekerjakan di pabrik tersebut.

Thony mengatakan bahwa warga berusia produktif yang punya ketrampilan dan keahlian semestinya difasilitasi untuk bekerja dan berkarya.  ​​​​​​

"Kalau tidak difasilitasi, maka akan sia-sia, dan akan berdampak pada kemajuan kota apabila bisa tersalurkan dan terfasilitasi," katanya.

Kegiatan usaha padat karya seperti pabrik paving block di Siwalankerto, menurut dia, bisa dikembangkan agar bisa memfasilitasi lebih banyak warga miskin untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Pemerintah kota bisa mendukung pengembangan usaha padat karya dengan memberikan pembinaan dan pendampingan.

"Saya berharap alih kelola manajemen dari pemkot kepada masyarakat mulai dipikirkan, termasuk inovasi lingkungan. Ketika nantinya muncul gagasan baru, pemkot juga harus mengkomunikasikan dengan masyarakat," kata Thony.

Pengembangan usaha

 
Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony saat menyaksikan langsung aktivitas keluarga miskin di pabrik paving program padat karya RW 06 Siwalankerto, Kota Surabaya, Sabtu (5/8/2023). ANTARA/HO-DPRD Surabaya/am.


Thony ​​​​​​​berharap pengembangan kegiatan usaha padat karya seperti pabrik paving block di Siwalankerto dapat mendukung kelurahan menjadi lebih berdaya dan mandiri.

"Sehingga beban kota menjadi ringan dan bisa berpikir pada persoalan lain dalam menghadapi tantangan zaman ke depan," katanya.

Ketua RW 06 Siwalankerto Mohammad Aly mengatakan bahwa saat ini ada 10 orang yang bekerja di fasilitas pembuatan paving block di lingkungan.

"Rata-rata sehari mereka bisa memproduksi paving 12-13 meter untuk satu mesin cetak paving. Di sini ada dua mesin," katanya.

Aly sudah mewanti-wanti warganya untuk memproduksi paving block berkualitas baik karena Pemerintah Kota Surabaya sudah berjanji untuk membelinya.

Menurut dia, bahan baku untuk proses pembuatan paving block di Siwalankerto sampai sekarang masih disuplai oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan Kota Surabaya.

Pemerintah Kota Surabaya menjalankan Program Padat Karya untuk memfasilitasi anggota keluarga pra-sejahtera mendapatkan penghasilan tambahan.

"Program Padat Karya merupakan salah satu upaya pemkot untuk mengentaskan kemiskinan dengan menambah pendapatan keluarga setiap bulan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Program Padat Karya mencakup pembangunan usaha kafe, jahit, penatu, jasa cuci kendaraan, pertanian, peternakan, dan produksi paving block hingga perbaikan rumah tidak layak huni.

Baca juga:
DPRD nilai program padat karya di Surabaya belum maksimal
Sejumlah aset Pemkot Surabaya dimanfaatkan untuk rumah padat karya

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023