Mereka akan menyusuri pesisir utara dan selatan Flores serta memberi masukan wilayah yang berpotensi untuk pengembangan pariwisata
Kupang (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melepas Tim Flores Sea Kayak Expedition untuk menyusuri pesisir utara dan selatan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur selama 55 hari ke depan.

"Mereka akan menyusuri pesisir utara dan selatan Pulau Flores serta memberi masukan wilayah mana yang berpotensi untuk pengembangan pariwisata," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Senin.

Pelepasan Tim Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara-Flores Sea Kayak Expedition dilakukan di pantai belakang Hotel Luwansa Labuan Bajo.

Sebanyak enam pendayung yang disebut Tim Segara akan mendayung menggunakan kayak laut sejauh 20 kilometer untuk tiba di titik peristirahat pertama atau disebut camp 1.

Mereka mendayung mengitari Pulau Flores dengan jarak tempuh 1.045 km. Selanjutnya ada Tim Nusa sebanyak empat orang yang mendukung aktivitas di darat.

BPOLBF memberikan dukungan penuh bagi Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) yang melakukan ekspedisi laut tersebut.

Baca juga: Kemenparekraf harap kegiatan di Manggarai NTT fokus pada kualitas

Baca juga: BPOLBF fasilitasi pertemuan bisnis dalam Festival Kopi Manggarai NTT


Shana menilai ekspedisi tersebut menjadi salah satu dukungan pula bagi BPOLBF untuk menambah titik-titik jalur dalam penyusunan peta bahari Pulau Flores.

"Sehingga wisatawan minat khusus yang akan ke Pulau Flores sudah punya referensi lebih lengkap lagi untuk jalur kayak laut," ucap Shana.

Ketua Tim Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara-Flores Sea Kayak Expedition, Yoppy Saragih mengatakan pemilihan Pulau Flores menjadi tujuan ekspedisi laut untuk memperkuat promosi Flores sebagai salah satu tujuan wisata bahari unggulan di Indonesia.

Ia menjelaskan dalam ekspedisi tersebut, para anggota tim telah mengetahui berbagai tantangan dan risiko yang dihadapi.

Mereka akan melakukan aktivitas dayung selama tiga hari, lalu satu hari untuk istirahat. Dalam tiga hari itu, aktivitas mendayung hanya dilakukan selama delapan jam.

Para anggota tim pun tidak boleh melakukan jelajah dayung apabila gelombang tinggi lebih dari satu meter dan kecepatan angin lebih dari 10 knot.

Lebih lanjut ia menjelaskan anggota Tim Segara mendayung dengan jarak perahu dari bibir pantai hanya 50 sampai 100 meter saja.

Mereka pun harus berdekatan satu sama lain sehingga bisa saling memantau pergerakan sesama pendayung. Apabila hujan disertai gemuruh, tim pendayung akan bergerak ke pantai dan tidak melanjutkan aktivitas dayung sampai suasana kembali kondusif.

"Kami punya standar operasional keselamatan. Kami juga dilengkapi dengan peralatan komunikasi, termasuk telah berkoordinasi dengan Basarnas Maumere, Lanal Labuan Bajo, dan Lanal Maumere untuk dukungan keamanan selama melakukan ekspedisi ini," ucapnya.

Baca juga: BPOLBF dukung Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara mengelilingi Flores

Baca juga: BPOLBF sebut Festival Maritim Labuan Bajo 2023 libatkan pelaku UMKM

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023