New York (ANTARA) - Ribuan migran menempuh perjalanan berbahaya melintasi gurun dalam beberapa tahun terakhir.

Patroli Perbatasan Amerika Serikat (AS), dalam artikel yang diterbitkan Minggu (6/8), menyebutkan 100 migran meninggal dunia di tahun 2023 akibat udara panas di sepanjang perbatasan selatan.

Angka tersebut termasuk 13 orang meninggal dunia dan 226 orang berhasil diselamatkan dari dehidrasi serta masalah-masalah yang berhubungan dengan udara panas hanya dalam kurun sepekan pada bulan Juli.

Brian Elmore, Seorang dokter residen gawat darurat di Kota El Paso, Texas, AS, mengatakan perjalanan berbahaya para migran itu merupakan dampak dari kerasnya kebijakan perbatasan AS dan banyak komplikasi baru lainnya.

"Dari pertengahan Juni hingga akhir Juli, El Paso mencatatkan suhu udara di atas 100 derajat Fahrenheit (37,78 derajat Celsius) selama lebih dari 40 hari berturut-turut, yang berarti bahwa selain tragedi-tragedi yang saya dan rekan-rekan dokter lainnya biasa saksikan, ruang gawat darurat kami juga harus menangani berbagai penyakit akibat serangan udara panas," kata Brian Elmore.

Perbatasan menjadi eksperimen mengerikan yang menunjukkan kegagalan kebijakan imigrasi AS serta melukai dan menghancurkan orang-orang yang berharap mendapatkan kehidupan lebih baik di negara ini, kata Elmore.

"Selama beberapa dekade terakhir, para politisi di kedua partai yang berseberangan turut andil menjadi penyebab dari apa yang terjadi di perbatasan, sering kali dengan saling menjatuhkan satu sama lain secara kejam," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023