Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO) Polri pada periode 5 Juli sampai dengan 9 Agustus 2023 telah menyelamatkan 2.287 korban perdagangan orang dan menangkap 898 tersangka.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) DivHumas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan di Jakarta, Kamis, mengatakan pengungkapan dan penindakan TPPO dapat terungkap dengan maksimal setelah dibentuk Satgas TPPO tanggal 5 Juni 2023 atas perintah Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

“Dalam kurun waktu dua bulan laporan polisi yang diterima sebanyak 752 laporan, jumlah korban TPPO yang diselamatkan sebanyak 2.287 orang dan jumlah tersangka sebanyak 898 orang,” kata Ramadhan.

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi (Anev) Satgas TPPO Polri, modus perdagangan orang yang dilakukan didominasi oleh pekerja migran dijadikan pembantu rumah tangga, yakni sebanyak 514 kejadian, kemudian dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK) sebanyak 219, eksploitasi anak sebanyak 59, dan anak buah kapal sembilan kejadian.

Dalam rangka mengoptimalkan penindakan dan pencegahan TPPO di Tanah Air, lanjut dia, Kapolri membentuk Satgas TPPO yang ada di tingkat Bareskrim Polri hingga Polda jajaran.

“Perintah pembentukan Satgas TPPO ini untuk melakukan penindakan dan pencegahan tindak pidana perdagangan orang secara tegas,” kata Ramadhan.
Baca juga: Polri sebut penindakan TPPO dapat maksimal setelah ada Satgas
Baca juga: Satgas TPPO tetapkan 714 tersangka dan selamatkan 1.982 korban
Baca juga: Selama 24 hari Satgas TPPO Polri selamatkan 1.861 korban
Baca juga: Polri ungkap kasus TPPO terbanyak dengan modus bekerja sebagai PRT
Baca juga: Komisi I apresiasi kinerja Satgas TPPO Polri tangani perdagangan orang


Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023