Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun menilai garam merupakan komoditas politik karena menyangkut kepentingan bangsa.

"Banyak orang yang ribur-ribut karena impor garam karena banyak kepentingan di dalamnya," kata Alex dalam seminar diseminasi hasil litbang yang bertajuk "Peran Balai Besar Teknologi Penvegahan Pencemaran Industri dalam Mewujudkan Hilirisasi Industri Hijau" di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa.

Menurut Alex, garam merupakan komoditas strategis karena semua orang mengonsumsinya, baik di industri pangan, kosmetik, farmasi dan lainnya.

"Karena itu, banyak orang berlomba -lomba mendapatkan uang banyak dari impor garam ini daripada mendirikan industri," katanya.

Pernyataan tersebut menanggapi hasil penelitian inovasi pegaraman melalui media isolator pada meja kristalisasi. "Ini merupakan catatan penting penemuan strategis dalam meningkatkan produktivitas garam, sehingga mengurangi importasi," katanya.

Alex menyebutkan peningkatan produksi garam dengan inovasi tersebut bisa mencapai 47 persen menjadi 100 ton per hektar dibanding dengan cara konvensional yang hanya menghasilkan 70 ton per hektar.

Dari sisi kualitas, ada peningkatan dari 80 persen menjadi 94 persen. "Tinggal butuh empat persen lagi untuk menjadi industri. Ini luar biasa akan mengurangi impor garam industri yang lebih masif daripada garam konsumsi," katanya.

Dia juga optimistis hasil tersebut bisa mewujudkan swasembada garam.

Karena itu, Alex mengimbau untuk mengadakan diseminasi dan publikasi terkait hasil penelitian tersebut.

"Agar masyarakat tahu bahwa ada penemuan yang begitu strategis dan agar mereka yakin dengan hasil penelitian tersebut bukan merupakan hasil yang sesat," katanya.

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013