Moskow (ANTARA) - Rusia pada Minggu (13/8) menghidupkan instrumen ilmiah dalam kendaraan pendaratan bulan miliknya, serta ilmuwan mulai mengolah data pertama saat pesawat ruang angkasa melaju menuju bulan dalam upaya untuk menemukan es di satelit Bumi tersebut.

Misi Luna-25 dari Rusia, yang pertama  diluncurkan sejak 1976, berlomba dengan India yang juga telah meluncurkan kendaraan pendaratan bulan Chandrayaan-3 bulan lalu, untuk menyelesaikan pendaratan lunak di kutub selatan bulan, yang dipercaya para ilmuwan berisi kandungan air es.

Roket Soyuz 2.1, yang membawa kendaraan pendaratan bulan Luna-25, diluncurkan dari kosmodrom (lapangan kapal angkasa) Vostochny di Rusia Timur Jauh pada Jumat (11/8) pukul 2:11 pagi waktu Moskow (6:11 WIB) dan menembus orbit Bumi sekitar satu jam setelahnya.

Saat melaju menuju bulan, yang berjarak 384.400 kilometer dari Bumi, instrumen ilmiah dihidupkan agar dapat dilakukan pengukuran terhadap data pertama dari penerbangan tersebut, menurut badan luar angkasa Rusia.

"Pengukuran pertama data dari penerbangan ke Bulan telah diterima, dan tim ilmuwan proyek ini mulai mengolahnya," kata badan luar angkasa Rusia Roscosmos.

"Luna-25 terus melanjutkan penerbangannya ke satelit alami Bumi - seluruh sistem di stasiun otomatis berjalan dengan semestinya, komunikasi berjalan stabil, keseimbangan energi positif," lanjutnya.

Luna-25, yang berukuran seperti sebuah mobil kecil, dimaksudkan untuk beroperasi selama satu tahun di kutub selatan bulan, di mana para ilmuwan di NASA dan badan luar angkasa lainnya dalam beberapa tahun terakhir mendeteksi jejak air es di kawah yang membayangi kawasan tersebut.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh Rusia dari misi Luna-25: bila berhasil, Rusia dapat menunjukkan bahwa sanksi Barat terkait perang Rusia tidak dapat menahan Rusia.

Namun, kegagalan akan kembali menimbulkan pertanyaan terhadap ambisi luar angkasa Rusia itu setelah melakukan kompetisi luar angkasa selama beberapa dekade dengan Amerika Serikat saat Perang Dingin.

Astronot AS Neil Amstrong menjadi terkenal pada 1969 sebagai orang pertama yang menginjakkan kaki di bulan, tetapi misi Luna-2 Uni Soviet adalah yang pertama mencapai permukaan bulan pada 1959, serta misi Luna-9 pada 1966 adalah yang pertama yang melakukan pendaratan lunak di sana.

Setelah Amerika Serikat memenangkan pertempuran untuk menempatkan orang pertama di bulan, Moskow kemudian fokus mengeksplorasi Mars. Namun, sejak keruntuhan Uni Soviet pada 1991, Rusia tidak memiliki kegiatan penyelidikan keilmiahan di luar orbit Bumi.

Rusia pada Jumat (11/8) menyatakan akan meluncurkan lebih banyak misi ke bulan dan kemudian mengeksplorasi kemungkinan untuk melakukan misi berawak bersama Rusia-China dan bahkan pembuatan pangkalan bulan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Rusia luncurkan Luna-25 ke bulan, kejar Chandrayaan-3 milik India
Baca juga: India bersiap luncurkan roket yang mendarat di kutub selatan bulan

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023